Sedikitnya ada 1.500 jiwa di Dukuh Slenthu dan Puthuk Jambu di desa tersebut. Warga berinisiatif memasang tangga dan melintangkan bambu di atas puing jembatan. Perlunya, agar bisa dilintasi meski bahaya mengintai.

Warga nekat melintas di atas jembatan roboh. (Metrotvnews.com/Iswahyudi)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Salah satu warga Dusun Slenthu, Maisaroh mengatakan, jembatan sudah dua kali ambrol. Pertama kali jembatan terputus pada 18 Maret. Kala itu, Pemkab Kendal membuat jembatan darurat untuk menyambungkan jembatan. Namun, belum genap sebulan, jembatan kembali putus.
"Belum ada satu bulan putus dua kali. Sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah. Jika lebih dari tiga hari, warga banyak yang kelaparan," ujar Maisaroh, ditemui saat menyeberangi jembatan roboh itu, Rabu (13/4/2016)
Kepala Desa Kaliputih Suyoto mengaku sudah berkoordinasi dengan kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kendal. Namun, sampai saat ini bantuan belum datang, baik dalam bentuk batu serta bronjong untuk tanggul jembatan darurat.
"Kami berharap pemerintah segera membangunkan jembatan darurat, kasihan warga dua dukuh terisolir termasuk para siswa akan kesulitan ke sekolah," ujarnya.
Sepanjang hari kemarin, wilayah hulu Sungai Kaliputih dilanda hujan lebat. Akibatnya, Desa Kaliputih diterjang banjir hebat. Selain merobohkan jembatan, banjir juga memporak-porandakan lahan pertanian padi milik warga. Sebuah bangunan bengkel beserta dua sepeda motor warga juga turut hanyut terseret banjir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)