"Ada empat kelurahan yang terdampak. Antara lain Kelurahan Sondakan, Pajang, Kerten, dan Purwosari," ujar Kepala Bidang Bina Marga Provinsi Jateng A.R. Hanung Triyono di Balai Kota Solo, Rabu (23/11/2016).
Warga di empat kelurahan tersebut, lanjut dia, bakal dimintai masukan mengenai pembangunan jembatan layang Purwosari. Sosialisasi digelar pekan depan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Hasil sosialisasi dan masukan berpengaruh pada Detail Engineering Design (DED) juga dokumen lingkungan yang akan kita susun," urai dia.
Namun Hanung memastikan proyek ini tidak akan banyak berdampak pada lahan warga. "Namun lebih banyak justru pada lahan PT KAI," ujarnya.
Pembangunan jembatan layang sudah dipersiapkan sejak 2014. Sebab, simpang Purwosari, berdasar studi kelayakan Pemprov Jateng, menjadi salah satu simpul kemacetan di Kota Solo.
Saat ini Pemprov tengah melanjutkan proses penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL) yang ditargetkan rampung akhir tahun 2016.
Proses selanjutnya, kata dia, adalah penyusunan DED. "Setelah itu mudah-mudahan ada dana yang mencukupi untuk pembangunan fisiknya," kata dia.
Proyek fisik flyover Purwosari ditaksir mulai dikerjakan tahun 2018. "Jika pembebasan lahan sudah beres, hanya butuh waktu delapan bulan untuk merampungkan jembatan layang Purwosari," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)