Belum lagi jika harus terbebani dengan ketidaknyamanan dengan manajemen perusahaan. "Aturan perusahaan jangan sampai membuat sopir menjadi tidak betah dan tidak nyaman. Kalau sopir mengemudi dalam kondisi tidak nyaman, pasti emosi dan itu bisa membahayakan penumpang," kata Marketing PT Senja Furnindo Trans Suyoko di Jepara, Jawa Tengah, Rabu 3 Mei 2017.
Menurut Suyoko, pihaknya menerapkan aturan agar sopir beristirahat setelah mengemudi selama enam jam. Sopir juga tidak memaksakan kendaraan melewati jalur-jalur dengan medan berbahaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jika jarak tempuh jauh, satu armada bus dikemudikan dua sopir secara bergantian. "Ada lima sopir cadangan yang kami siapkan. Kami tidak segan menolak orderan jika medan yang harus dilalui berbahaya. Kami juga tidak sembarangan menugaskan sopir berangkat," kata Suyoko.
Sebelum keluar dari garasi, setiap bus wajib melalui pemeriksaan mekanik. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya pada bagian mesin, tapi juga kebersihan armada. Itu agar sopir nyaman mengemudikan bus.
"Ada dua mekanik yang kami siapkan. Armadanya ada 14 unit. Usia yang paling tua keluaran 2012. Itu pun hanya beberapa unit," beber Suyoko.
Sementara, Kepala Bagian Pemasaran PO Bejeu Rifki Rosdani mengaku memiliki empat bus khusus pariwisata. Puluhan bus yang dimiliki lainnya, dioperasikan untuk melayani rute Jepara-Jakarta, Jepara-Bandung, dan Jepara-Denpasar.
"Kami memang tidak fokus pariwisata," ujar Rifki.
Rifki menambahkan, armada bus pariwisata yang hendak keluar garasi harus melalui tahapan pemeriksaan, meliputi pemeriksaan mesin dan suku cadang yang dilakukan mekanik perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)