Rohmanu Yunanto, anak laki-laki Sutatik mempertanyakan koordinasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Pasalnya, nama ibunya tidak tercantum dalam daftar resmi haji yang hilang di Tanah Suci.
Setelah hilang kontak dengan ibunya, pemilik sapaan Anto itu terus menyimak berita. Dia juga menghubungi PPIH, baik PPIH Juwiring, Klaten maupun ketua kelompok.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Anehnya, nama ibu tidak tercantum, takutnya kalau tidak dicantumkan berarti tidak dicari secara maksimal,” ungkapnya saat ditemui di toko alat pancingnya di kawasan Jetak Kulon, RT 02 RW 06, Tanjung, Juwiring, Kabupaten Klaten, Rabu (7/10/2015).
Sutatik diketahui hilang sejak 24 September 2015, dalam rangkaian pelemparan jumrah. Anto lebih heran lagi ketika mendapat kabar sebelum hilang, ibunya sempat mengalami kelelahan dan dititipkan pada petugas medis.
“Entah benar atau tidak kabar tersebut, tapi kalau benar kok sepertinya tidak ada koordinasi antarpanitia,” katanya.
Anto dan saudara-saudaranya juga berupaya menghubungi beberapa tetangganya. “Ada tetangga depan rumah yang juga naik haji tapi tergabung dalam kloter 69. Tetangga saya juga akan membantu mencarikan ibu," katanya.
Anto dan kakak kandungnya, Titik biasanya rutin menghubungi Sutatik saat berada di Tanah Suci. Namun, Anto mulai kehilangan kontak usai Sutatik melaksanakan lempar jumrah.
“Dari keterangan PPIH, memang ibu tidak berada saat peristiwa Mina. Ada yang mengatakan melihat ibu sekitar pukul 09.00 di lantai dasar,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)