Ilustrasi--Irigasi (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)
Ilustrasi--Irigasi (Foto: Antara/Oky Lukmansyah) (ant)

Proyek Irigasi Tanpa Motor Dibangun di Gunungkidul

irigasi
ant • 08 Agustus 2016 19:17
medcom.id, Gunungkidul: Petani di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, dapat bernapas lega. Sebab di kawasan yang kerap dilanda kekeringan itu akan dibangun irigasi. Uniknya, sistem pengairan untuk sawah itu akan digerakkan dengan pompa air tanpa motor.
 
Proyek irigasi itu dibangun atas sumbangsih Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Purnawirawan Moeldoko. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, itu tampak antusias dengan pembangunan irigasi itu. Moeldoko tak segan menceburkan diri ke lokasi pembangunan irigasi bersama petani.
 
Pembangunan irigasi itu bersumber dari air Kalisuci. Mekanismenya, air dari Kalisuci akan ditampung. Dengan daya dorong air itu sendiri, air akan dialirkan sampai ketinggian 133 meter di mana area persawahan petani berada.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pompa air tanpa motor dengan membendung Kalisuci merupakan proyek pengangkatan air tertinggi yang pernah dibangun di Indonesia. Proyek irigasi itu ditargetkan dapat mengairi sawah seluas 300 hingga 400 hektare di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul.
 
"Latar belakang saya membuat proyek air tanpa motor ini karena ingin mengabdi pada masyarakat meski sekarang sudah purna (dari TNI)," kata Moeldoko saat menghibahkan bantuan irigasi di Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Senin (8/8/2016).
 
Pembangunan irigasi dengan pompa tanpa motor itu merupakan penemuan teknologi microbubble generator (MBG) yang telah dikembangkan oleh tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Tiga mahasiswa UGM itu yakni Muhammad Nabil Satria Faradis dan Fajar Sidik Abdullah jurusan Teknik Mesin dan Untarini Febrian Ramadhani jurusan Manajemen FEB. Teknologi itu bisa membuat distribusi oksigen dalam kolam menjadi lebih sempurna.
 
Meski terdiri dari rangkaian sederhana yakni pompa dan pipa, teknologi itu bisa meningkatkan kualitas air di kolam pembiakan ikan sehingga mendukung pertumbuhan ikan dalam kolam.
 
Moeldoko sendiri punya alasan kuat memilih kawasan Gunungkidul sebagai lokasi pembangunan irigasi. Penerima penghargaan Adhi Makayasa 1981 itu ingin membalas budi baik warga Gunungkidul.
 
"Waktu letnan dua, kami latihan di sana. Saya melihat warga kesulitan air. Saya lantas merenung, apa hal itu tak bisa diatasi? Dulu warga ada yang memberi air minum, ubi rebus," ujar Moeldoko.
 
"Saya ingin zaman pendidikan TNI dimana prajurit wajib mengikuti napak tilas Panglima Besar Soedirman. Saya sangat mengagumi warga Gunungkidul yang baik hati memberi bantuan makanan dan minuman pada prajurit yang melintasi rute gerilya," imbuh dia.
 
Moeldoko berharap irigasi itu dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. "Dengan irigasi ini diharapkan panen akan meningkat. Dari semula hanya sekali setahun dengan sistem tadah hujan, semoga bisa menjadi tiga kali setahun," kata dia.
 
Keputusan Moeldoko membangun proyek itu disambut gembira para petani. Wasilah salah satunya.
 
"Kami sangat menyambut baik proyek irigasi dengan sistem pengangkatan dari Sungai Kalisuci. Baru kali ini ada upaya nyata bantuan ke petani," kata Wasilah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(TTD)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif