Rahmad Adi, perwakilan Desa Bejalen, meminta DPRD ikut menuntaskan permasalahan itu. Ia berharap anggota dewan turut andil memediasi warga dengan manajemen Kampoeng Rawa.
"Kami datang ke DPRD untuk memohon bantuan. Kalau diproses secara hukum, seluruh warga akan menyerbu DPRD," kata Rahmad, Selasa (18/8/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Rahmad mengakui beberapa warga mengamuk di kantor manajemen Kampoeng Rawa. Mereka kesal lantaran sekelompok orang menghalangi warga yang hendak menemui Manajer Kampoeng Rawa, Agus Sumarno.
Warga marah. Mereka mengamuk. Agus Sumarno yang berada di lokasi pun menjadi bulan-bulanan warga. Agus mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit setempat.
Adapun tujuan warga mendatangi objek wisata rumah apung itu, kata Rahmad, untuk mempertanyakan kesepakatan bagi hasil. Sebab, objek wisata itu berdiri di Desa Bejalen. Sesuai kesepakatan, Kampoeng Rawa harus memberikan sebagian hasil pendapatan ke warga. Namun empat bulan terakhir, bagi hasil ke warga mandek.
Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Herman Sopian membenarkan masalah tersebut. Pihaknya, kata Herman, telah memediasi kedua pihak mengenai urusan bagi hasil.
"Namun salah satu pihak tak hadir. Keesokan harinya, warga berusaha menemui Agus Sumarno namun dihalangi. Mungkin itu yang memicu kemarahan warga," ungkap Herman.
Hingga berita ini dimuat, Herman mengatakan sudah memeriksa 12 saksi terkait kasus tersebut. Proses penyelidikan masih berlangsung di Polres Semarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
