Demonstrasi Warga Temon yang menolak pembangunan Bandara Kulon Progo, beberapa waktu lalu. Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Demonstrasi Warga Temon yang menolak pembangunan Bandara Kulon Progo, beberapa waktu lalu. Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko (Ahmad Mustaqim)

Sampai Kapan pun, Warga Temon Menolak Bandara Kulon Progo

bandara sengketa lahan
Ahmad Mustaqim • 27 Januari 2017 15:38
medcom.id, Kulon Progo: Presiden Joko Widodo telah meletakkan batu pertama sebagai penanda dimulainya pembangunan bandara internasional Yogyakarta di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Namun, ratusan warga di Kecamatan Temon tetap menolak pembangunan itu.
 
Saat proses peletakan batu pertama, paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT), kelompok masyarakat yang menolak pembangunan bandara, melakukan aksi damai dan berorasi. Mereka menggelar aksi sekitar dua kilometer dari lokasi peletakan batu pertama. 
 
Koordinator WTT, Martono, mengatakan sampai kapan pun, sebanyak 300 warga Temon, tetap menolak proyek pembangunan bandara. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Kami (warga penolak bandara) ada sekitar 350 bidang tanah di tengah (lahan proyek bandara). Kami tetap menolak sampai kapan pun," kata Martono, saat ditemui di kawasan Kecamatan Temon, Jumat (27/1/2017). 
 
Ia meyakini banyak tahapan pembangunan bandara yang tak sesuai aturan. Mulai dari melanggar peruntukan tata ruang, adanya alih fungsi lahan, amdal yang belum terbit, dan lahan calon lokasi bandara yang rawan bencana. 
 
Selain itu, lanjutnya, pembangunan bandara tidak akan menguntungkan masyarakat Kulon Progo, khususnya Kecamatan Temon. Sebab, kata Martono, di Kulon Progo tidak ada lokasi wisata yang sifatnya nasional. 
Menurutnya, bandara bakal hanya menjadi lokasi transit penumpang dengan tujuan wisata seperti Borobudur (Jawa Tengah), obyek wisata di Sleman, dan Kota Yogyakarta. 
 
"Warga Temon hanya akan menjadi penonton," ujar Martono. 
 
Martono juga menuturkan bahwa lokasi relokasi yang ia dengar pun sulit untuk bisa menjamin kebutuhan hidup. Sebab, lahan relokasi berada di tengah sawah dan jauh dari keramaian. 
 
"Warga yang setuju dengan (pembangunan) bandara pun sampai detik ini masih kelimpungan, kebingunan ke mana mereka akan pindah," kata dia.
 
Proyek pembangunan bandara internasional di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo secara resmi dibuka oleh Presiden Jokowi. Hadir dalam peresmian Mensesneg Pratikno; Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basoeki Hadimoeljono; dan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Jalil.
 
Hadir pual Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan, Puan Maharani; Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas; Gubernur DIY, Sri Sultan HB X; dan Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Danang S. Baskoro. 
 
Pembangunan bandara di Kulon Progo membutuhkan lahan 587 hektare. Nantinya, bandara baru itu akan memiliki terminal seluas 130 ribu meter persegi dengan kapasitas 15 juta penumpang per tahun. 
 
Nilai investasi yang disiapkan PT Angkasa Pura I sebesar Rp9,3 triliun dan pembangunan ditarget rampung 2019.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif