“Persiapan amdal kami sudah yang terbaik di Pati. Karena sebelum dilakukan amdal, sudah ada survei dengan sampel 200 orang dari total penduduk 1,3 juta di Pati,” terang Direktur Utama PT Indocement Tunggal Perkasa, Cristian Kartawijaya, di Semarang, Selasa (26/4/2016).
Disinggung terkait dengan kekhawatiran sejumlah pihak tentang ketersediaan air setelah pabrik beroperasi dinilai Cristian sebagai hal yang berlebihan. Dia mencontohkan, ada 13 pabrik lain di Indonesia yang sudah beroperasi lebih dari 40 tahun, kebutuhan air di sekitar lokasi pabrik tidak habis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Saya rasa akan sangat mudah bagi Indocement ditutup oleh masyarakat jika memang habis. Kita adalah perusahaan profesional. Pengambilan air tanah adalah di tingkat permukaan bukan air dalam. Pabrik semen hanya butuh air sedikit, itupun diambil bukan dari mata air,” tegasnya.
Cristian berjanji jika terdapat sumber air di sekitar pabrik, pihaknya tidak akan mengganggu. Ia mencontohkan, pabrik semen di Cirebon yang memiliki sumber air panas tetap dikelola pemerintah daerah setempat, hingga menjadi obyek wisata baru.
“Air tanah disana tidak pernah habis. kebohongan besar kalau ada pabrik semen kemudian airnya menjadi habis. Kami tidak pernah menambah yang ada mata airnya karena kami beda dengan penambang liar. Kebutuhan air tidak untuk mengolah bahan semen melainkan hanya untuk pendingin,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)