Deretan piala hasil prestasi siswa SBBS Sragen. Foto: Metrotvnews.com/Pythag
Deretan piala hasil prestasi siswa SBBS Sragen. Foto: Metrotvnews.com/Pythag (Pythag Kurniati)

SBBS Khawatir Alumninya yang Bersekolah di Turki Jadi Korban

indonesia-turki
Pythag Kurniati • 29 Juli 2016 23:30
medcom.id, Sragen: Pengelola SMP dan SMA Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) khawatir lulusan terbaik mereka yang saat ini tengah belajar di Turki, menjadi korban kudeta gagal pada 15 Juli lalu.
 
Kekhawatiran itu berasalan karena, saat menjalin kerja sama dengan Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad), lulusan terbaik sekolah ini dikirim ke Turki setiap tahunnya.
 
Pasiad merupakan organisasi nirlaba yang digagas pengusaha-pengusaha Turki dengan sasaran kegiatan sosial dan pendidikan. Fethullah Gullen adalah salah satu tokoh di balik pendirian Pasiad. Gullen disebut-sebut merupakan aktor di balik kudeta di Turki.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SBBS, Arie Mayang, mengatakan setidaknya ada lima hingga sepuluh lulusan SBBS  yang dikirim ke Turki setiap tahunnya.
 
"Meski demikian, kami tidak memiliki data alumni SBBS yang dikirim ke Turki sejak 2008, sebab selama kerja sama, Pasiad memegang kendali manajemen sekolah secara penuh, termasuk soal data-data," kata Arief saat ditemui di SBBS, Jumat (29/7/2016).
 
Siswa SBBS, ungkapnya, merupakan putra-putri berprestasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka dipilih dan dididik di tempat tersebut. "Kemudian setelah lulus tak sedikit yang diberi beasiswa ke Turki," tutur Arief.
 
Prestasi siswa SBBS juga nampak dari deretan piala-piala yang dipajang di SBBS. Kebanyakan berasal dari olimpiade di bidang sains.
 
Arie mengaku khawatir dengan alumni-alumni SBBS yang tengah berada di Turki.
 
“Ada kabar, ketika organisasi ini dibredel di Turki, beasiswanya berhenti. Anak-anak bakal terkatung-katung di sana, tidak punya biaya hidup. Kami berdoa semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadap para alumni SBBS di Turki,” ujarnya.
 
Dia berharap baik siswa maupun alumni SBBS tidak terdorong ke dalam ranah konflik negara lain. “Sekarang, kami berhati-hati sekali jika akan menjalin kerja sama, apalagi yang mengirimkan lulusan kami ke luar negeri. Karena kami merasa bertanggung jawab juga terhadap orangtua,” ujarnya.
 
Pemerintah Turki meminta Pemerintah Indonesia menutup sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Pemerintah Turki menyebut kesembilan sekolah itu terafiliasi dengan Organisasi Teror Fetullah (Feto). Feto sendiri kerap dikaitkan dengan Fethullah Gulen.
 
Kesembilan lembaga pendididikan tersebut antara lain:
1. Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok 
2. Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Bandung, 3. Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, 4. Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, 
5. Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta.
6. Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, 
7. Fatih Boy’s School di Aceh
8. Fatih Girl’s School di Aceh, 
9. Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif