Pria yang tinggal di Candirejo, Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah ini telah 35 tahun mengabdikan hidupnya menggeluti batuan candi.
Pekerjaan yang Suharto lakukan tidaklah mudah. Sebagai steller (penyusun batu candi), ia harus bisa menghafal setiap jengkal dari karakteristik batuan candi. Tak hanya menghafal, Suharto harus memanjat tebing candi hingga puluhan meter untuk menyelesaikan penyusunan batu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Salah satu candi bersejarah yang berhasil ia susun bersama lima orang rekannya yakni Candi Siwa di komplek Candi Prambanan dengan tinggi 32 meter.
Suharto mengatakan, untuk memulai pekerjaannya itu harus melalui proses yang panjang. Mulai dari mencari batu, menyambung sebagai langkah percobaan, kemudian digambar, lalu dipugar untuk disusun kembali setelah memperoleh dana dari instansi terkait.
"Semuanya sulit," kata Suharto kepada Metrotvnews.com saat ditemui di kawasan Candi Ratu Boko, Sleman, Yogyakarta, Senin (17/8/2015).
Kesulitan yang dihadapi Suharto cukup beralasan. Lelaki tamatan SMEA 79 Berbah, Sleman, ini dalam menjalankan perannya sebagai penyusun batu harus memahami ciri-ciri setiap batu. Pasalnya, setiap batuan candi di manapun pasti memiliki ciri yang berbeda.
Menurutnya, penyusunan batuan candi harus penuh dengan kehati-hatian. Sebabnya, jika batu yang akan disusun rusak, akan rusak pula nilai dari benda yang disusun.
"Kami tidak memiliki pedoman dalam penyusunan. Gurunya adalah batu itu sendiri," kata dia.
Karya dari jerih payah Suharto kini bisa dinikmati khalayak. Selain Candi Prambanan, juga ada Candi Ijo, Candi Wisnu, dan Candi Ratu Boko.
Meski menjadi penyusun batu candi, Suharto mengaku tetap bersyukur. Ia kini hidup bersama tiga anaknya. Dua dari tiga anaknya tersebut menempuh kuliah di perguruan tinggi di Yogyakarta.
"Pesan saya, marilah mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Mengamalkan ilmu semaksimal mungkin. Saya juga berpesan agar masyarakat ikut menjaga benda cagar budaya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)