Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional, tak ada salahnya kita mengunjungi tempat peristirahatan terakhir pendiri Taman Siswa ini.
Makam Ki Hajar Dewantara terletak dalam Taman Wijaya Brata di Jalan Soga Nomor 16 Taunan, Umbulharjo, Yogyakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pria bernama asli Raden Mas Suwardi Surya Ningrat itu dimakamkan bersama sang istri di taman menuju kemenangan itu. Ada juga anak dan keluarga besar Taman Siswa dan seluruh orang yang berjasa bagi dunia pendidikan Indonesia.
Tiba di pintu masuk kompleks pemakaman, pengunjung akan disambut dengan tulisan, "Rinaras Trus Basukining Wiji, Hening Mangesthi Pambukaning Wiji." Ini merupakan salah satu filosofi hidup Ki Hajar Dewantara.
Rinaras berarti selaras/harmoni; trus, menuju; basukining, sejahtera; wiji, biji. Jika dirangkai, kalimat ini berarti suasana harmonis menciptakan generasi baru yang hidup dalam suasana sejahtera. Sementara hening berarti bening/suci; mangesti, cita-cita; pembuka, membuka; wiji, benih; dan jika dirangkai menjadi bercita-cita suci/ tinggi akan membawa generasi baru dalam kehidupan yang luhur.
Ada pula tulisan "Tut Wuri Handayani" yang merupakan salah satu dari tiga semboyan hidupnya di bidang pendidikan yang berarti di belakang memberi dorongan.
"Semboyan hidupnya ada tiga yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi contoh), Ing Madyo mangun karso (di tengah memberi semangat) dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Namun, inti pengajaran Ki Hajar Dewantara sendiri adalah among (menuntun). Guru diharapkan bisa menuntun dan mengarahkan muridnya sesuai dengan bakat yang dimiliki siswa," ujar pengurus penjaga makam Ki Tulik Sukardono kepada Metrotvnews.com di Yogykarta, Sabtu (2/5/2015).
Makam Ki Hajar Dewantara terletak di tengah-tengah kompleks pemakaman di buat lebih tinggi daripada makam lain. Untuk mencapainya, pengunjung berjalan tanpa alas kaki melalui setapak dan harus menaiki lima buah anak tangga. Jumlah anak tangga ini melambangkan lima sila dalam Pancasila.
Pada batu nisan Ki Hajar dewantar terdapat lambang Taman Siswa yakni Cakra Garuda di sisi utara dan Cakra Kembang di sisi selatan.
"Lambang Garuda Cakra sarat akan filosofi pendidikan salah satunya sebagai petunjuk mata angin. Dalam lambang ada delapan tangkai yang menuju ke delapan arah mata angin. Ini berarti carilah ilmu dari berbagai sumber dan ilmu akan menuntunmu ke berbagai sumber kehidupan," kata Ki Tulik.
Ada pula makam sang istri RA Soetartinah (Nyi Hajar Dewantara) dan kedua anaknya di sampingnya. Di sekeliling dinding makamnya terdapat 22 relief yang menceritakan perjuangan hidupnya dalam menghidupkan pendidikan di Indonesia.
Suasana dalam lompleks makam Ki Hajar Dewantara terasa sejuk dan indah. Rumput, pohon serta bunga-bunganya tertata dengan rapi dan bersih. Sekilas taman ini tidak mirip pemakaman. Taman ini resmi menjadi cagar budaya sejak 26 Maret 2007 dan menjadi salah satu tempat wisata budaya di Kota Pelajar.
Pembangunan pertama taman makam selesai pada 1963 dan tahap kedua yakni pemugarannya selesai pada 1980. Dalam kompleks taman ini dibaringkan pula tubuh pahlawan nasional lainnya. Salah satunya, Ki Sarmidi Mangunsarkoro yang merupakan mantan Ketua Majelis Taman Siswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)
