Padahal, Timur Tengah menurutnya menjadi salah satu basis negara-negara yang menjadi anggota OKI. Buya Syafii mengatakan Indonesia sebagai anggota perlu mengevaluasi posisi OKI.
"Indonesia saya kira perlu melihat ini. Tidak perlu keluar, nanti (OKI) jadi makin ompong," katanya Buya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (17/3/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Melihat fakta tersebut, Buya mengaku prihatin dengan kondisi OKI. Pasalnya, OKI sebagai wadah semestinya bisa terlibat dalam mencari solusi-solusi permasalahan global.
Lebih parah lagi, Buya menganggap paradaban Arab di Timur Tengah berada di titik nadir dengan meninggalnya jutaan orang di Suriah. "ISIS itu juga bentukan dari (Arab) Saudi. Mereka khawatir kalau revolusi di Tunisia menjalar," ujar Buya.
Indonesia, ucap Buya, semestinya bisa memberikan peran signifikan. Akan tetapi, hal itu terhalang tak adanya tokoh yang memiliki karakter kuat menjalankan politik luar negeri. "Indonesia tak punya tokoh politik luar negeri yang petarung, semacam Adam Malik dan Ali Alatas," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)