Suami dan tiga anak angkat Dyah tak menyangka orang yang mereka kasihi harus pergi ketika ikut kesamaptaan internal Kemenhub berupa latihan fisik dan mental. Apalagi, ketika pamitan, kondisi Dyah masih segar bugar.
Suami almarhumah, Usman Efendi, 51, mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Dyah melalui telepon pada hari Minggu. Ia pamit untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan Kemenhub. Mendiang hanya minta doa restu. "Cuma pamit kalau kondisi sehat, akan mengikuti kegiatan kesamaptaan, doakan sukses," ujar Usman pada Metrotvnews.com.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kondisi itu juga dibenarkan oleh Sekjen Kemenhub Sugiharjo. Saat menghadiri pemakaman, Sugiharjo mengatakan, kondisi Dyah cukup baik untuk mengikuti kegiatan tersebut. "Sebelum berangkat, tidak memiliki riwayat penyakit," katanya.
Namun, Usman harus menerima kabar pahit. Dalam pelatihan mental dan fisik tersebut, Dyah tumbang. Dia menduga istrinya itu kelelahan. Kondisi Dyah terlihat menurun ketika mengikuti apel.
Menurut informasi yang diperoleh Usman, istrinya itu sempat izin keluar dari barisan. Pada pagi Selasa 17 November itu, Dyah langsung mendapatkan perawatan tim medis.
Bahkan, Dyah sempat dibawa ke Puskesmas setempat. Namun, nyawa Dyah tak dapat ditolong. Sekitar pukul 10.00 WIB, jenazah dibawa ke RSUD Sudarsono untuk divisum.
Jenazah Dyah langsung dibawa ke rumah duka. Jenazah tiba pada Rabu 18 November, sekitar pukul tiga dini hari. Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, dilakukan upacara penghormatan terakhir dari jajaran Kemenhub.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
