"Kami mendukung Sabda Raja dan GKR Mangkubumi menjadi raja di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bahwa Raja Keraton yang otomatis menjadi Gubernur DIY mulai masa bakti 2017. Saatnya Raja Yogyakarta perempuan, kenapa tidak?" kata Ketua Umum Superpan, Siswanta, dalam deklarasi di Situs Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo, Dusun Mangir, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Minggu (6/9/2015).
Siswanta mengklaim deklarasi dukungan yang dilakukan sebagai inisiatif perwakilan masyarakat yang sepakat dengan Sabdaraja. Ia berpandangan, sebenarnya masyarakat Yogyakarta bisa menerima apabila Keraton nantinya dipimpin oleh perempuan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sabdaraja sebuah terobosan baru yang harus diapresiasi. Cara berpikir yang jumud, tak melihat realitas dan fakta, serta terngiang-ngiang masa lampau adalah langkah mundur yang merugikan untuk menatap masa depan," kata dia.
Ia mengaku perlu berpikir lebih dulu dalam menyikapi Sabdaraja itu. Menurutnya, memikirkan hal tersebut harus dengan jernih dan tidak emosional.
"Ditambah lagi respon masyarakat ada yang menolak," ucapnya.
Pascadeklarasi, Siswanta mengaku akan menindaklanjuti dengan melakukan hal serupa di daerah lain di Yogyakarta. "Akan kami lakukan sosialisasi di kantong pergerakan di kampung-kampung," ujarnya.
Sabdaraja Sultan HB X masih menjadi polemik. Di kalangan internal kerabat keraton, titik temu dalam penyikapan hal tersebut belum kunjung ketemu. Tak hanya internal keraton, beberapa elemen masyarakat di Yogyakarta pun masih ada yang menyatakan penolakannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)