Suasana prosesi jamasan kereta kencana milik Keraton Yogyakarta -- MTVN/Patricia Vicka
Suasana prosesi jamasan kereta kencana milik Keraton Yogyakarta -- MTVN/Patricia Vicka (Patricia Vicka)

Prosesi Jamasan Kereta Tahun Ini Lebih Sakral

keraton yogyakarta
Patricia Vicka • 17 Oktober 2017 14:02
medcom.id, Yogyakarta: Keraton Yogyakarta menggelar prosesi jamasan (pembersihan) kereta kencana. Upacara jamasan dilakukan di halaman Museum Kereta, Jalan Rotowijayan, Yogyakarta.
 
Prosesi jamasan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, pihak Keraton memasang pagar pembatas bagi penonton yang hendak melihat prosesi jamasan.
 
Ada jarak yang cukup luas antara para abdi dalem yang menjamas kereta pusaka dengan penonton. Selain itu, ada belasan polisi dan petugas keamanan yang berjaga-jaga di pinggir pagar pembatas.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Penghageng Tepas Tondo Yekti (Humas dan IT) Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu menjelaskan, pagar pembatas sengaja dipasang untuk mengembalikan suasana sakral upacara jamasan. Tahun-tahun sebelumnya, warga selalu berdesak-desakan dan berebutan ingin berfoto di dekat kereta yang menyebabkan hilangnya suasana sakral saat jamasan.
 
"Bahkan, tahun sebelumnya ada yang sampai nabrak kereta. Jadi tidak sakral dan takut kereta rusak. Maka, tahun ini kami mencoba lebih menertibkan suasana," kata putri keempat Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X ini di Yogyakarta, Selasa 17 Oktober 2017.
 
Jamasan dimulai pukul 10.00 WIB. Ada dua kereta kencana yang dijamas, yakni Kanjeng Nyai Jimat dan Nyai Manik Retno.
 
Sebelum kereta mulai dibersihkan, puluhan abdi dalem membaca doa dan membakar dupa. Sesajen berupa ayam hidup, buah, bunga berbagai rupa, dan nasi putih pun diletakkan di samping kereta.
 
"Kembang yang dipakai seperti kenanga, mawar, dan melati. Kita pakai jeruk nipis untuk menghilangkan noda dan karat di besi kereta kencana," jelas Wedono Rono Wiratmo, seorang abdi dalem.
 
Selesai dicucui, kereta dikeringkan dengan kain berwarna kuning. Kemudian, tempat duduk kereta diberi minyak kelapa beraroma cendana.
 
"Minyak kelapa ini berfungsi untuk menghilangkan noda pada kulit tempat duduk kereta kencana," kata Rono.
 
Kanjeng Nyai Jimat adalah kereta tertua yang dimiliki Keraton Yogyakarta. Kereta dibeli dari Belanda pada 1800 saat pemerintahan Hamengku Buwono I.
 
Nyai Jimat adalah kendaraan pribadi Sri Sultan Hamengku Buwono Pertama hingga Hamengku Buwono kelima yang dipakai untuk berpergian. Selain itu Nyai Jimat selalu dipakai sebagai kendaraan Raja pada prosesi penobatan raja Yogyakarta.
 
Sementara, Nyai manik Retno dibuat pada 1815. Kereta ini dipakai sejak masa Hamengku Buwono IV untuk pesiar atau bertamasya keliling keraton.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(NIN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif