Namun, apa makna dari adat pemasangan bleketepe ini? Pengamat budaya asal Kota Solo, Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) Winarnokusumo, mengungkapkan, pemasangan bleketepe dilakukan oleh ayah mempelai perempuan.
"Nanti ibu yang menyerahkan dan bapak yang memanjat tangga untuk memasang," ungkap Winarnokusumo, Selasa 7 November 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pemasangan bleketepe, lanjutnya, dilakukan di halaman depan rumah. Prosesi ini sebagai simbol doa dan harapan pemangku hajat, sekaligus mengawali seluruh prosesi pernikahan.

Presiden Jokowi memasang tuwuhan yang diserahkan. Foto: MTVN/Pythag Kurniati
Pemasangan bleketepe dilanjutkan dengan memasang tuwuhan. Ada beberapa jenis tumbuhan dan buah yang dipasang di depan rumah, antara lain tebu wulung, padi, daun beringin, cengkir, dan pisang raja.
Menurut Winarnokusumo, masing-masing tumbuhan tersebut memiliki makna penting. Daun beringin menyimbolkan keagungan dan pengayoman. Sedangkan, untuk tebu harus dipilih yang paling manis (tebu wulung).
"Ini menyimbolkan harapan agar kehidupan mempelai berdua dijalani dengan manis," jelas dia.
Sementara, cengkir gading melambangkan tempat suci atau rahim perempuan. Calon mempelai perempuan diharapkan lekas memiliki momongan.
(Baca: Tradisi Bleketepe dan Maknanya dalam Pernikahan Adat)
"Wanita itu wadah wiji. Adapun harapannya, keturunannya mulia bagai pisang raja. Mulia hidupnya, sejahtera bagaikan raja," urai Winarnokusumo.
Daun opo-opo menyimbolkan harapan agar kuat dari segala cobaan. "Artinya, selamat. Untuk mengantisipasi segala yang membuat celaka," bebernya.
Pemasangan bleketepe dan tuwuhan dilanjutkan dengan prosesi siraman Kahiyang Ayu. Siraman dilakukan dengan air dari tujuh sumber.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)