Salah seorang warga yang ikut simulasi, Yusuf, 22, menyambut baik digelarnya simulasi ini. Ia mendapatkan banyak pengalaman baru saat mengikuti simulasi ini diantaranya bagaimana harus bersikap dan kemana harus menyelamatkan diri saat terjadi letusan Gunung Merapi.
"Kalau Merapi meletus saya gak boleh panik. Tetap tenang dan menuju titik yang sudah ditentukan. Nanti tim penyelamat akan menjemput warga," kata dia di lokasi simulasi Yogyakarta, Rabu 18 Oktober 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam simulasi ini, ia berperan sebagai korban letusan Merapi yang mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya dan luka serius di pundak belakang. Ia dievakuasi petugas ke Posko kedaruratan bencana BPBD di lapangan Jongkang. Kemudian ia dirujuk ke rumah sakit terdekat karena luka di bahu belakangnya yang parah.

Yusuf, warga Ngemplak Sleman, belajar banyak dari simulasi hari ini. Foto: MTVN/Patricia Vicka
Sementara itu salah seorang warga yang bertugas sebagai tim relawan, Tri Rosana, 53, banyak belajar simulasi. Pria yang juga relawan tim SAR di Desa Wukirsari, Cangkringan ini mengaku siap untuk menyelamatkan warga jika sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus.
"Kami petugas di lapangan jadi tahu kemana dan bagaimana harus bertindak menyelamatkan korban. Kalau tahun 2010 kemarin itukan belum ada simulasi. Sehingga saat erupsi meletus, tim SAR kebingungan di lapangan," tutur pria yang juga berprofesi sebagai Linmas ini.
Simulasi erupsi gunung merapi melibatkan sekitar 400an warga dan petugas penanggulangan bencana. Kegiatan ini merupakan yang pertama kali digelar oleh BPBD DIY.
(Baca: Simulasi andai Merapi Meletus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)