Salah seorang anggota tim kreator yang juga merupakan staf bidang penalaran dan keilmuan RSUD Dr Moewardi, Darmawan Ismail mengatakan bencana asap telah menewaskan 12 orang.
“Kami langsung berpikir membuat alat apa yang dapat digunakan untuk meminimalisir koban akibat bencana asap,” ungkapnya saat ditemui di RSUD Dr. Moewardi, Selasa (27/10/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Darmawan mengatakan hanya perlu waktu satu hari berkomunikasi intens dengan anggota tim untuk meramu alat dari bahan sederhana ini. Bahan alat penyaring asap ini, kata Darmawan, murah dan mudah dibuat.
Ada tiga komponen alat, yakni masker, selang, dan kotak. Masker dibuat dari potongan bola, selang dapat menggunakan selang akuarium maupun selang AC bergerigi. Sedangkan kotak mika berisi kapas yang dibasahi air. Kapas tersebut berfungsi sebagai pelembab udara. Di bagian depan mika terdapat lubang yang ditempeli filter.
“Filter ini dibuat dari kain kasa nyamuk atau kistik dan kain tipis seperti masker,” ujarnya. Filter inilah yang berfungsi menyaring asap.
Selanjutnya tim yang terdiri dari 15 orang itu, melakukan pengujian terhadap penyaring udara itu. Di sebuah ruangan tertutup, kertas-kertas dibakar hingga ruangan dipenuhi asap. Kemudian beberapa orang masuk dengan menggunakan portable air filter.
“Mereka di dalam selama kurang lebih tiga menit dan selama itu pula mereka tidak mengalami permasalahan ketika bernafas. Asap yang masuk disaring dan udara yang dibuang pun tidak masuk dalam sistem sehingga tidak mengganggu,” ungkapnya.
Alat ini, imbuh Darmawan, dalam waktu dekat akan didistribusikan untuk digunakan para relawan yang memadamkan api kebakaran hutan Gunung Lawu. “Selanjutnya saya berharap alat ini bisa segera bermanfaat dan setiap orang dapat membuat alat semacam ini sendiri,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
