Pihak sekolah menyatakan tuduhan Kedubes Turki tak masuk akal. Karena, sekolah yang terdiri dari SMP-SMA itu berdiri mengatasnamakan Yayasan Pendidikan Kesatuan Bangsa Mandiri yang diketuai oleh orang Indonesia.
"Mungkin nanti dari pihak yayasan akan menempuh jalur formal. Akan menempuh jalur hukum," kata Kepala Kesatuan Bangsa BBS Yogyakarta, Ahmad Nurani saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Wates Km 10, Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (29/7/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kendati begitu, Nurani belum bisa memastikan langkah tersebut pasti dilakukan atau tidak. Ia menyebut wacana tersebut merupakan bagian dari yayasan yang diketuai Suharyadi dan dengan pembina Probo Sutedjo.
"Kami masih menunggu keputusan yayasan. Ada wacana. Yang mengurus yayasan. Mungkin protes atau apa, saya kurang tahu," ucapnya.
Kabar bakal ditutupnya sembilan sekolah yang dianggap memiliki kaitan dengan negara Turki cepat menyebar. Mengetahui kabar itu, Nurani melalui wali kelas Kesatuan Bangsa BBS Yogyakarta, baik SMP ataupun SMA langsung memberikan penjelasan kepada wali murid.
"Kami kabarkan lewat hampir setiap media komunikasi. Ada sms (short message service), telepon, atau grup WhatsApp," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)