Sri Sultan saat peluncuran buku Kebudayaan Dalam Politik: Kritik Terhadap Demokrasi, di Yogyakarta. (Metrotvnews.com/Patricia Vicka)
Sri Sultan saat peluncuran buku Kebudayaan Dalam Politik: Kritik Terhadap Demokrasi, di Yogyakarta. (Metrotvnews.com/Patricia Vicka) (Patricia Vicka)

Sultan Ingin Kurikulum Maritim di Universitas

kemaritiman
Patricia Vicka • 18 September 2015 17:06
medcom.id, Yogyakarta: Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyayangkan belum adanya pendidikan berbasis kemaritiman di Pulau Jawa, terutama di Yogyakarta. Padahal, bangsa Indonesia sedari dulu terkenal sebagai bangsa maritim berbudaya bahari.
 
Di depan puluhan mahasiswa UGM, Sultan mengkritik tidak adanya jurusan atau Fakultas Kemaritiman di universitas-universitas di Pulau Jawa.
 
Hal ini membuat para mahasiswa dari Indonesia Timur yang bersekolah di Yogyakarta tidak bisa mengaplikasikan ilmu kemaritiman di daerah asalnya. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Mahasiswa dari Timur yang belajar di Jawa, pulang ke asalnya tidak bicara pembangunan maritim, tapi pembangunan lainnya. Misalnya, di lapangan mereka hanya bicara soal tambak udang, bukan tambak tuna," kata Sultan dalam peluncuran buku Kebudayaan dalam Politik: Kritik terhadap Demokrasi, di UGM Yogyakarta, Jumat (18/9/2015).
 
Ia menyarankan adanya perubahan dalam pendidikan di Indonesia dan memasukkan kurikulum kemaritiman pada semua mahasiswa.
 
"Saya rasa kurikulum harus berubah. Sebaiknya buka Fakultas Maritim. Kalau perlu punya Mahkamah Maritim. Agar pola pikir generasi muda paham bahwa bangsa Indoensia adalah negara maritim," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif