Seluruh siswa penolak imunisasi adalah siswa sekolah swasta tingkat SD hingga SMP. Mereka, menurut Lutfi, cemas vaksin barang haram. Mereka juga berdalih manusia memiliki sistem kekebalan tubuh.
Padahal, lanjut Lutfi, virus selalu berkembang dari waktu ke waktu. Kemenag Yogyakarta juga memastikan jaminan kelayakan vaksin imunisasi, baik dari aspek kehalalan dalam konteks keagamaan serta dengan asas transparansi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Imunisasi penting bagi anak-anak. Ketahanan tubuh mereka belum sama dengan orang dewasa," kata dia.
Lutfi menyatakan sedang melakukan pendalaman atas penolakan imunisasi oleh siswa di sekolah itu. Salah satu yang dilakukan yakni melakukan penggalian informasi ke delapan sekolah yang bersangkutan.
Selain itu, pihaknya juga menanyakan ke petugas kesehatan atau Dinas Kesehatan apakah penolakan itu menjadi yang pertama kali atau sudah pernah terjadi sebelumnya. "Perlu ada upaya yang progresif untuk memberikan penyadaran," ungkapnya.
Ia juga belum bisa memastikan apakah penolakan itu berkaitan dengan keberadaan kelompok radikal atau faktor lain. Lutfi menegaskan pihaknya bakal mengupayakan sepenuhnya seperti dalam hal penanggulangan narkoba.
"Kami belum identifikasi jauh soal itu. Kami masih mencari data-data," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)