Kamis, 21 Januari 2016 itu, mereka berjanji tidak tawuran. Komitmen mereka dilekatkan pada kain putih bertuliskan Deklarasi Damai Pelajar se-Kota Semarang. Pelajar yang ikut terdiri dari Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah.
"Ini sebagai bentuk kemitraan polisi dengan masyarakat, terutama kali ini dengan pelajar. Selain tawuran, deklarasi ini juga untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba, aksi geng dan balap motor, pergaulan bebas yang meresahkan masyarakat," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Burhanudin usai deklarasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Polrestabes Semarang mencatat, di tahun 2015, terdapat 10 aksi tawuran antarpelajar. Meski intensitasnya rendah, Burhanuddin berharap di tahun 2016 tidak ada lagi tawuran pelajar.
"Ya ini, kan, sudah komitmen bersama. Secara tidak langsung adalah janji. Jadi kalau melanggar, ya ditindak," tutur siswa kelas X SMA Nasima Semarang, Bimo Febriansyah yang ikut menandatangani deklarasi.
Atas prestasi ini, Kapolrestabes selaku pemrakarsa acara mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid), karena ide inovatif deklarasi dan penandatanganan untuk kedamaian. Penghargaan juga diberikan kepada Pemkot Semarang, Kadinas Pendidikan Kota Semarang, dan Kasat Binmas Polrestabes Semarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
