Penurunan omzet mulai terasa bahkan jauh sebelum tol beroperasi. Para pedagang di jalur pantura Alasroban, misalnya. Saat arus mudik dan balik Lebaran kemarin, mereka mengaku kehilangan omzet hingga 75 persen.
Penyebabnya, proyek tol Brebes-Gringsing dibuka menjadi jalur darurat. Mobil pemudik tak lagi melintasi Pantura Alasroban, Batang, Jawa Tengah. Lapak-lapak dagangan di sepanjang jalan itu sepi pembeli.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Omzet turun 75 persen," klaim Rizki, pedagang kelapa muda di jalur Pantura Alasroban, Rabu, 5 Juli 2017.
Penghasilan pada musim Lebaran kali ini tak ubahnya pendapatan pada hari-hari biasa. Satu hari rata-rata Rp300 ribu. Lebaran tahun lalu sehari bisa meraup omzet Rp900 ribu.
Tahun lalu, dia bisa menjual 1.000 butir kelapa selama dua minggu. Sekarang, stoknya masih 600 butir.
Namun, ada juga pedagang yang telah mengantisipasi. Informasi pemfungsian tol ditanggapi dengan mengurangi stok dagangan. "Belanjanya dikurangi karena saya tahu tol akan dibuka. Ya omzet pasti turun," kata Sumiyem, pemilik Warung Mak Yem itu.
Dia mengaku musim mudik kali ini hanya bisa meraup omzet Rp500 ribu perhari. Tahun lalu bisa mencapai Rp800 per hari.
Pada musim mudik dan balik 2017, tol Brebes-Gringsing dibuka sebagai jalur darurat mulai 29 Juni hingga 4 Juli. Tol darurat ini membentang sepanjang 110 kilometer. Pemfungsian tol dimaksudkan untuk mengurai kemacetan di jalur Pantura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)