medcom.id, Jepara: Letak geografis yang berada di wilayah terluar Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, membuat harga-harga kebutuhan pokok di kepulauan Karimunjawa relatif lebih mahal. Selisih harga barang kebutuhan pangan di Karimunjawa dengan Jepara, setiap kilogram bisa mencapai Rp20 ribu.
Pedagang bumbu dapur di Pasar Karimunjawa, Sugiyanti menyampaikan, kepada konsumen dia menjual bawang putih seharga Rp80 per kilogram. Sementara, cabai rawit dia jual ke masyarakat Rp100 per kilogram.
“Saya ambil bawang putih dari Jepara Rp60 ribu. Sementara, cabai rawit dari Jepara Rp60 ribu,” ujar Sugiyanti, Rabu 10 Mei 2017.
Harga kebutuhan pangan di Karimunjawa lebih mahal lantaran dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi penyebrangan dari Jepara menuju Karimunjawa. Selain itu, juga mengeluarkan biaya tenaga bongkar muat barang di dermaga.
“Kemudian barang selama dalam pelayaran dari Jepara ke Karimunjawa pasti rusak. Contohnya, cabai penyusutannya karena busuk bisa satu kilogram. Apalagi kalau menggunakan kapal kecil, biasanya malah belum sampai Karimun cabai sudah busuk di kapal,” ungkap Sugiyanti.
Jelang Ramadan seperti saat ini, Sonia warga Karimunjawa menambahkan, pemerintah harus turut andil dalam menstabilkan harga-harga kebutuhan. Sebab, dapat dipastikan setiap Ramadan dan jelang lebaran harga kebutuhan pokok pasti naik.
Sonia berharap, pasar murah yang digelar Pemkab setiap tahunnya tidak hanya melulu menjual mei instan, telur, gula, serta minyak. Tapi juga barang kebutuhan pokok lainnya seperti bumbu dapur.
“Harga di sini (Karimunjawa) sudah lebih mahal dari daratan Jepara. Kalau harga di darat naik, otomatis harga disini akan juah lebih mahal,” kata Sonia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)