"Ibunya cerita, tiga hari sebelum naik gunung Erri minta dikelonin (ditemenin) ibunya saat tidur. Dia sempet bermanja- manjaan sama ibunya. Padahal, tidak biasanya begitu," ujar Esti Ashadi, kerabat dekat keluarga di kediaman Erri di Dusun Biru, Sleman, Yogyakarta, Senin (18/5/2015).
Sang ibu tak menyangka tingkah tak biasa itu pertanda kepergian si bungsu dari tiga bersaudara tersebut. "Kalau firasat aneh ga ada. Hanya sebelum berangkat Erri minta dimasakin makanan sama ibunya. Dibawa buat bekal naik gunung," ucap Esti.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kedua orang tua Erri masih syok saat tahu kabar hilangnya sang anak. "Ibu dan kakak wanitanya nangis-nagis dengar kabar dari tim SAR. Sedangkan kakak laki-lakinya, Ekky, langsung berangkat ke Gunung Merapi. Sedangkan ayahnya hanya diam dan psikologinya belum baik," terang wanita berjilbab abu-abu ini.
Namun setelah diadakan doa bersama para tetangga, kondisi psikologi sang ibu dan saudara wanita Erri sudah berangsur stabil. Mereka bisa menerima kenyataan.
"Keluarga sudah pasrah dengan keadaan. Kami hanya ingin Erri kembali hidup atau mati. Sebelum berangkat jauh-jauh hari Erri sudah minta izin sang ibu untuk naik gunung. Dia sudah biasa naik gunung," tutupnya.
Mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Atma Jaya ini tergelincir ke kawah Gunung Merapi pada Sabtu (16/5/2015) siang. Ia mendaki Gunung Merapi atas inisiatif sendiri untuk menghabiskan waktu luang di liburan panjang pekan lalu. Kabar terakhir, Erri dinyatakan sudah meninggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DOR)