Gereja tersebut berlokasi tepat di samping Masjid Al-Hikmah. Bangunan dua rumah ibadah itu pun nyaris tanpa sekat. Hanya tembok yang membatasi.
Biasanya saat salat Ied, umat Islam sudah mendatangi masjid sejak pagi. Lantaran itu, untuk menghormati umat Islam yang salat Ied besok pagi, pengelola gereja meniadakan kebaktian pagi. Tujuannya untuk kekhusyukan ibadah umat Islam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kebaktian biasanya dilakukan pada 06.30, 08.30, 16.30, dan 18.30," kata Pendeta GKJ Joyodiningratan, Nunung Istining Hyang, Sabtu 24 Juni 2017.
Namun, kebaktian pagi pada pukul 06.30 dan 08.30 ditiadakan. Sebagai gantinya, jemaat bisa mengikut kebaktian di jam berikutnya.
Menurut dia, Hari Raya Idulfitri yang jatuh pada hari Minggu bukan kali pertama. Sebelumnya, lanjut dia, pernah ibadah kebaktian tetap digelar bersamaan dengan ibadah salat Ied.
"Dulu untuk masuk ke gereja, jemaah harus melewati teman-teman muslim yang sedang menjalankan salat. Kami khawatir mengganggu kekhusyukan ibadah salat Ied. Makanya kali ini kebaktian pagi kami tiadakan," jelas dia.
Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, Muhamad Nasir Abu Bakar mengaku telah menerima informasi tersebut. Pihaknya menyambut baik toleransi dari umat gereja.
"Kami harap toleransi ini juga bisa dilakukan di seluruh Indonesia," katanya.
Masjid Al-Hikmah dan Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan di Solo memang telah lama menjadi simbol toleransi umat beragama. Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan berdiri pada 1939. Selang beberapa tahun Masjid Al-Hikmah berdiri tepat di sebelahnya.
Toleransi dan kebersamaan ini sudah terjalin sejak dahulu. Kedua bangunan tersebut menunjukkan kuatnya Bhinneka Tunggal Ika di Kota Solo. Meskipun berbeda namun tetap menjadi satu dalam sebuah nama, Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
