Mohammad Naiem, perwakilan forum silaturahmi keluarga korban, mengaku mereka masih terus mencari informasi. Namun mereka belum mendapat titik terang mengenai anggota keluarga yang bergabung di Gafatar.
Apalagi, mereka mendengar kabar soal pembakaran dan pengusiran warga eks-Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat. Mereka mengkhawatirkan anggota keluarga menjadi korban dalam tindakan anarkistis itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Keluarga prihatin karena ajaran (Gafatar) di dalamnya sangat bertentangan akidah yang ada. Sifatnya tertutup dan saya enggak tahu apa yang mereka lakukan," tutur Naiem di DPRD Yogyakarta, Jumat (22/1/2016).
Para keluarga juga menyampaikan beberapa sikap dan tuntutan kepada anggota DPRD. Antara lain meminta DPRD untuk pro aktif meminta pemerintah segera mempercepat proses pencarian anggota Eks Gafatar yang hilang. Mereka juga meminta pemerintah membantu proses penjemputan anggota eks-Gafatar sampai ke rumah dengan selamat.
"Informasi yang kami dapat ada 300 warga Yogyakarta di Kalimantan. Ada yang tinggal berkelompok dan ada yang menyebar. Lalu yang hendak dipulangkan itu yang mana dan siapa? Kami harapkan ada informasi kepada keluarga," tutur pria yang mengenakan batik ini.
Wakil Ketua DPRD DIY Arif Noor Hartanto menyambut baik pernyataan sikap dan tuntutan forum silaturahmi keluarga Gafatar. Dirinya akan meneruskan pesan ini kepada pimpinan DPR untuk kemudian di sampaikan ke Pemerintah.
"Kami sudah banyak berkomunikasi dan dengan aparat dan pemda dari mulai proses pencarian hingga pemulangan eks-Gafatar. Kami akan panggil pimpinan pemda, aparat keamanan, Kejati untuk merapatkan soal ini," kata pria yang disapa Inung ini.
Sebelumnya keluarga eks-Gafatar telah berupaya mencaritahu keberadaan keluarganya yang hilang mendadak dan diindikasi ikut Gafatar. Ada beberapa yang sudah melaporkan ke kepolisian setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)