Dalang Sunda di Kabupaten Brebes terdapat di wilayah kecamatan yang berbahasa Sunda yakni Ketanggungan, Banjarharja, Salem, Bantarkawung, dan Kecamatan Kersana.
Para dalang dari daerah itu banyak belajar dari dalang senior hingga ke tlatah Priangan. Legenda dalang Sunda seperti Abah Sunarya (ayah Asep Sunarya), Barna Somantra, dan Dalang Atmadja. Selain itu, mereka juga belajar dari kaset atau piringan hitam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Dalang sunda menggunakan wayang golek yang berbeda dengan golek Jawa. Kalau di Sunda ada Cepot tapi kalau di Jawa ada Lupit dan Slenteng,” ujar Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dinparbudpora) Kab Brebes, Bambang Haryanto, Senin (26/10/2015), di kantornya.
Pemerhati budaya Brebes, Wijanarto mengungkapkan, generasi tahun 1960-an hingga 1970-an melahirkan dalang Sunda Brebes seperti Uha Cucu Saputra dari Sindangheula Banjarharja, Karis Iskandar, Tatang Sutarna, dan Cikakak Banjarharja.
Nama dalang Sunda yang cukup populer saat ini, selain Wawan Cahya Saputra, ada dalang Sudar dan Daryono Tusdi dari Banjarharja. “Mereka kerap manggung hingga ke Kuningan dan Ciledug. Wayang menjadi hiburan satu-satunya bagi masyarakat serta fanatisme terhadap dalang idolanya,” kata Wijanarto.
Namun, pakeliran Sunda di Brebes mulai terasa kemundurannya di era 1990-an. Utamanya dengan munculnya jenis hiburan tarling (gitar-seruling) dangdut serta organ tunggal. Ditambah melonjaknya industri televisi di tahun 2000-an. Pamor seni wayang golek Sunda di Brebes makin pudar.
Bahkan tak sedikit dalang yang beralih profesi. Kurang menjanjikannya pakeliran dari sisi finansial, membuat dalang lebih memilih menjadi wirausahawan atau penyanyi.
Bahkan, dalang Wawan Cahya Saputra sempat menjadi pekerja bangunan selama hampir 10 tahun. Sedangkan para pengrawit banyak yang ikut musik tarling dangdut atau bekerja di luar kesenian.
Untuk kembali menggairahkan pakeliran Sunda di Brebes, saat ini Dinparbudpora sedang melakukan kaderisasi dalang dengan melibatkan Pepadi Kabupaten Brebes. Misalnya dengan cara memberi panggung pada dalang berbahasa Sunda di Brebes.
Salah satunya, pagelaran wayang golek oleh dalang Ki Wawan Cahya Saputra dari Cikeusal Lor Brebes. Pada Sabtu 24 Oktober, di halaman RRI Purwokerto, mengusung lakon Sayembara Drupadi.
“Ini upaya menghidupkan kembali dalang Sunda Brebes yang sempat populer di era 60-80-an,” kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)