Festival yang memasuki tahun ke enam tersebut digelar di Kawasan Wisata Budaya Jetayu, selama tiga hari, sejak tanggal 6 hingga 8 Oktober 2017.
Kepala Bagian Humas Pemkot Pekalongan, Arif Karyadi mengatakan Festival Jamu dan Kuliner Tradisional 2017 merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Tengah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Tahun ini Kota Pekalongan menjadi tuan rumah Festival Jamu dan Kuliner Tradisional 2017, yang masih satu rangkain dengan Pekan Batik Pekalongan 2017,” jelasnya, saat ditemui di kantornya, Minggu, 8 Oktober 2017.
Festival diikuti 35 kabupaten/kota dari seluruh Jawa Tengah. Masing-masing daerah menampilkan produk unggulan jamu dan kuliner tradisional.
“Rangkaian acaranya antara lain ada pemilihan duta jamu, pemilihan stand jamu terbaik, lomba minum jamu brotowali, dan festival makanan khas daerah masing-masing,” tandasnya.
Tujuan digelarnya festival untuk lebih menggiatkan lagi konsumsi jamu bagi masyarakat, karena selama ini masyarakat cenderung lebih memilih obat-obat kimia, sehingga diharapkan dengan mengkonsumsi jamu, masyarakat akan lebih sehat.
“Kalau selama ini kan masyarakat lebih memilih obat kimia daripada jamu. Padahal jamu kan lebih sehat dan tidak ada efek samping. Makanya senang sekali Kota Pekalongan bisa jadi tuan rumah,” jelas Arif.
Dalam Festival Jamu dan Kuliner 2017 ini, pengunjung tidak hanya dapat menikmati jamu dari berbagai jenis dan daerah dengan berbagai unggulannya. Namun, dapat juga belajar membuat dan berkonsultasi berbagai hal tentang jamu.
Selain mengenalkan berbagai produk jamu, untuk kulinernya, Kota Pekalongan menampilkan megono yang merupakan makanan khas pekalongan, berbahan dasar nangka muda.
“Harapannya dengan digelarnya Festival Jamu dan Kuliner Tradisional ini, sekaligus dapat mempromosikan pariwisata Pekalongan. mulai dari batik, jamu dan kuliner khas nya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)