Saat ini ada 15 ADHA yang membutuhkan rumah singgah yang representatif. Selain itu, lokasi juga harus menunjang perawatan ADHA dari sisi medis tanpa menghilangkan hak mereka sebagai anak-anak.
“Nanti kita cari lahan dulu. Sebelumnya ada beberapa lokasi yang direkomendasikan seperti bekas bangunan TK dan Puskesmas Setabelan, tapi ternyata kurang representatif,” kata dia, Sabtu (16/4/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Saat ini para ADHA masih menghuni rumah di kawasan Purwosari, Solo. Namun ADHA membutuhkan tempat tinggal permanen dan layak dari pemerintah.
Nasib ADHA yang terkatung-katung dikarenakan adanya penolakan dari masyarakat. Pada 6 Desember 2015 masyarakat Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, memasang barikade saat LSM Lentera yang konsen mengurusi ADHA berencana memindahkan ADHA ke Pasar Kliwon. Ini karena kontrak rumah singgah di tempat sebelumnya telah habis.
Berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan menerima sejumlah penolakan sudah kerap dirasakan ADHA. Pengelola LSM Lentera, Puger Mulyono, berharap Pemkot Solo segera turun tangan dalam permasalahan ini.
“Masalah tempat kami pasrah pada Pemkot. Kami harap pemerintah juga terus memperhatikan kebutuhan ADHA seperti makanan sehari-hari dan kebutuhan lainnya,” kata dia.
Puger juga mengaku jumlah ADHA yang ia rawat di rumah singgah sementara terus bertambah. Pihaknya baru saja mendapat titipan merawat enam ADHA dari kota lain seperti Semarang, Salatiga, dan Kediri. Sebelumnya, jumlah ADHA ada sembilan orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)