Sang Maestro Pelestari Budaya Pantura Atmo Tan Sidik. Foto: Metrotvnews.com/Kuntoro Tayubi
Sang Maestro Pelestari Budaya Pantura Atmo Tan Sidik. Foto: Metrotvnews.com/Kuntoro Tayubi (Kuntoro Tayubi)

Atmo Tan Sidik: Perampok pun Berhak Bersuci di Sungai

sungai
Kuntoro Tayubi • 14 Juni 2015 16:55
medcom.id, Brebes: Sang Maestro Pelestari Budaya Pantura, Atmo Tan Sidik (ATS) kembali menebarkan estetika budaya pada acara Media Gathering Kongres Sungai Indonesia (KSI) 2015 di Hotel Kesambi Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
 
Di luar kepala, Kabag Humas Setda Brebes itu pun membacakan puisi Karya D Zawawi Imron bertajuk Sungai Kecil. Kecintaan terhadap sungai ternyata juga telah digoreskan di baju batik salem yang dipakai Atmo saat itu. Yang tentu saja, membuat decak kagum para peserta yang terdiri dari para jurnalis berbagai media baik cetak, elektronik, maupun online.
 
“Sungai memiliki kekuatan yang luar biasa, seorang perampok pun berhak untuk bersuci, memperbaiki diri dengan mensucikan lubuknya di sungai itu, sungai yang dimaksud dalam puisi D Zawawi Imron adalah Sungai Pemali di Brebes,” kata Atmo yang juga Ketua Lembaga Seni dan Budaya Indonesia PCNU Kota Tegal, Kamis (11/6/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Mantan Kepala Desa Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Brebes, ini dinobatkan sebagai Maestro Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Muhammad Nuh, Jumat, 3 Oktober 2014 lalu.
 
Penobatannya ditandai dengan penyematan pin emas oleh Mendiknas di Gedung Pusat Perfilman Nasional Jalan Rasuna Said Kav C 22 Jakarta Selatan.
 
Sementara itu, mantan Rektor Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi menyatakan penanganan limbah sungai tidak hanya menjadi menjadi tugas pemerintah saja. Akan tetapi semua pihak mulai dari birokasi, akademisi, aktivis, dan tokoh masyarakat juga harus terlibat di dalamnya.
 
“Sebanyak 136 sungai di Jawa Tengah diketahui telah tercemar. Sementara 35 daerah aliran sungai  dalam keadaan kritis. Kondisi ini memprihatinkan, jika tidak segera mendapat perhatian, dikhawatirkan akan membahayakan kelangsungan hidup manusia,” katanya.
 
Di antara sungai yang tercemar, lanjut Sudharto, meliputi Sungai Babon, Sungai Banjirkanal, Sungai Bengawan Solo, dan juga sungai Pekalongan. Selain tercemar oleh sampah industri, sungai-sungai tersebut juga terpapar sampah domestik atau rumah tangga. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah dinilai masih rendah.
 
Khusus untuk industri, Sudharto berharap ada penindakan tegas. Jika terbukti tidak memiliki instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), perusahaan tersebut dapat dikenakan tindakan hukum setelah sebelumnya dilakukan peneguran.
 
Panitia KSI 2015, Hadi Supeno mengatakan, Kongres Sungai Indonesia ini merupakan acara yang diselenggarakan kali pertama secara nasional. Kongres yang akan dilaksanakan pada 26-30 Agustus 2015 di Banjarnegara itu akan dibuka Presiden Joko Widodo dan menghadirkan para pemangku kepentingan sungai.
 
“Tujuan dari acara ini adalah mempertemukan para pemangku kepentingan untuk melahirkan kebijakan dan aksi bersama menyelamatkan sungai dari penghancuran,” kata Hadi yang juga Wakil Bupati Banjarnegara ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif