Tarian kolosal 'Adeging Kutha Sala' dalam rangka HUT ke-272 Kota Solo di Jalan Jenderal Sudirman, Solo -- MTVN/Pythag Kurniati
Tarian kolosal 'Adeging Kutha Sala' dalam rangka HUT ke-272 Kota Solo di Jalan Jenderal Sudirman, Solo -- MTVN/Pythag Kurniati (Pythag Kurniati)

Ratusan Penari Pentaskan Tari Kolosal di Hari Jadi Kota Solo

solo ulang tahun
Pythag Kurniati • 19 Februari 2017 13:21
medcom.id, Solo: Ratusan penari dan puluhan musisi menampilkan pentas tari kolosal ‘Adeging Kutha Sala’ (berdirinya Kota Solo) pada Sabtu, 18 Februari 2017. Pertunjukan ini salah satu rangkaian acara hari jadi ke-272 Kota Solo.
 
`Adeging Kutha Sala` menggambarkan kisah berdirinya Kota Solo 272 tahun lalu. Beberapa visualisasi tokoh tonggak sejarah berdirinya Kota Solo dimunculkan, di antaranya Ki Gede Sala dan Pakubuwono II.
 
Kisah bermula dari runtuhya Keraton Kartasura setelah pemberontakan yang dikenal dengan nama geger pecinan. Pakubuwono II kemudian memindahkan Keraton Kartasura ke Desa Sala pada 1745. Sejak itulah, Pakubuwono II mengikrarkan beralihnya nama Desa Sala menjadi Nagari Surakarta.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ratusan Penari Pentaskan Tari Kolosal di Hari Jadi Kota Solo
Ratusan penari dan puluhan musisi menampilkan pentas tari kolosal ‘Adeging Kutha Sala’ -- MTVN/Pythag Kurniati
 
Di sela-sela tarian, beberapa petuah disisipkan melalui dialog. Seperti, menjaga persatuan dan kesatuan serta berkarya demi kemajuan Kota Solo.
 
"Perjuangan zaman dahulu tidaklah mudah. Maka, warga Solo yang hidup di masa sekarang harus mempertahankan apa yang telah diperjuangkan," kata Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah.
 
Nadia, warga Kecamatan Jebres, mengatakan, tari kolosal ini menjadi hiburan publik dalam rangka merayakan hari jadi Kota Solo. "Selain itu, anak-anak juga lebih mudah memahami bagaimana sejarah dengan sarana visual yang menarik," tutur dia.
 
Sebelum pentas tari kolosal, diselenggarakan Kirab Boyong Kedhaton. Kirab yang menempuh jarak sekitar dua kilometer ini adalah refleksi dan visualisasi dari kepindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala pada masa Pakubuwono II.
 
Koordinator Kirab Boyong Kedhaton Fafa Gendra Nata Utami mengemukakan, kirab melibatkan ratusan prajuit keraton dan penari-penari Bedhaya. "Kita buat seakan-akan sama dengan masa lalu, saat Pakubuwono II membawa 50 ribu rakyat pindah menuju Desa Sala," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(NIN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif