Saat imlek, kawasan Pasar Gede, Sudiroprajan, selalu tampak menarik. Kawasan Sudiroprajan memang menjadi tempat tinggal bagi warga keturunan Tionghoa di kota bengawan sejak 1745. Di tempat itu juga berdiri Kelenteng Tien Kok Sie yang membawa beragam tradisi Tiongkok.
Sebanyak 5 ribu lampion menggelantung cantik di angkasa Pasar Gede. Belum lagi belasan lampion shio dan enam lampion ayam, menyimbolkan shio tahun ini. Tak heran banyak masyarakat yang mengabadikan kawasan Pasar Gede menjadi latar belakang foto.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Warga Solo berpose di depan patung ayam raksasa
Tak hanya itu, kawasan lantai dua Pasar Gede sisi barat diramaikan dengan puluhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Solo Imlek Fair. Berbagai hiburan yang mewakili akulturasi Jawa dan Tionghoa kental terasa menyambut pergantian tahun.
Gerimis tak menyurutkan antusias masyarakat merayakan malam pergantian tahun baru imlek di Solo. Salah satu warga Karanganyar, Sella, sengaja hadir untuk mengabadikan momen ini.
"Pemandangan yang indah, berpadu dengan kerukunan antaretnis yang benar-benar terasa. Inilah Indonesia," kata dia.

Lampion bergelantung indah
Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo mengungkapkan harapannya di tahun baru imlek 2568/2017. "Semoga berkah semakin melimpah, kerukunan pun semakin terjaga," kata Rudy, sapaan Hadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
