Ratusan masyarakat berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Boyolali menolak pernikahan sejenis, Jumat (16/10/2015). Foto: Metrotvnews.com/Pythag
Ratusan masyarakat berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Boyolali menolak pernikahan sejenis, Jumat (16/10/2015). Foto: Metrotvnews.com/Pythag (Pythag Kurniati)

Warga Boyolali Desak Polisi Perkarakan Pelaku Nikah Sejenis

pernikahan pasangan sejenis
Pythag Kurniati • 16 Oktober 2015 18:39
medcom.id, Boyolali: Ratusan orang yang menyebut diri sebagai Forum Umat Islam Boyolali menggelar aksi menolak pernikahan sejenis yang dilakukan Ratu Airin Karla dan Dumani di Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, beberapa hari silam.
 
Mereka berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Boyolali dan membawa beberapa spanduk bertuliskan "Menolak Homoseks! Pernikahan Sejenis", "Tolak Lesbian dan Gay di Boyolali" dan "Mengutuk Pernikahan Sesama Jenis di Clunthang Musuk, Boyolali". Aksi ini mereka lakukan pada Jumat, 16 Oktober siang.
 
Koordinator aksi Nasirudin mengatakan meskipun Dumani dan Ratu Airin Krla membela diri, namun tetap yang mereka lakukan merupakan hal yang melanggar norma agama dan UU. “Katanya mereka cuma tasyakuran biasa, padahal di sana ada simbol-simbol yang menunjukkan pernikahan,” katanya.
 
Jika kelonggaran atas Ratu Airin Karla dan Dumani diberikan, Nasirudin mengatakan bukan tidak mungkin Tuhan akan mengazab seluruh negeri seperti yang terjadi dalam kisah Nabi Luth AS.
 
“Kami dengan tegas mendesak pemerintah mengusut tuntas kasut ini, memanggil keduanya supaya kasus serupa tidak akan muncul kembali,” tuturnya.
 
Kapolres Boyolali, Budi Sartono, mengatakan telah memanggil keduanya dan membuat surat pernyataan bahwa Ratu Airin dan Dumani tidak akan tinggal serumah. “Mengenai pasal apa yang disangkutkan bagi keduanya, kita akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri,” imbuhnya.
 
Sementara untuk menguraikan persoalan ini, Ketua DPRD Boyolali, S.Paryanto, mengatakan akan mengajak perwakilan ormas untuk duduk dan bermusyawarah. Dalam musyawarah tersebut akan dihadirkan pula pihak kepolisian, saksi, kepala desa dan camat. "Harapannya permasalahan ini tidak akan meluas ke mana-mana dan dapat segera diselesaikan,” kata dia.
 
Protes menyusul tasyakuran yang dilakukan Ratu Airin Karla dan Dumani pada Sabtu, 10 Oktober di Musuk, Boyolali. Mereka yang sama-sama berjenis kelamin pria mengenakan layaknya pasangan pengantin. Apalagi di belakang pelaminan terdapat tulisan "Bersatunya Ratu Airin Karla dan Dumani, Mohon Doa Restu". Sontak tasyakuran ini mengundang reaksi dari berbagai elemen masyarakat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif