“Ini menjadi problem besar kita untuk bisa mendapatkan informasi secara komprehensif bagaimana tingkat penerimaan sosial masyarakat terhadap mereka yang terinfeksi HIV/AIDS,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Kongres ke-XVIII IPNU dan Kongres ke-XVII IPPNU di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (07/12/2015).
Khofifah mengatakan, edukasi ke masyarakat menjadi tugas pemerintah daerah. Tugas itu bisa dilakukan dengan bergandengan tangan dengan dokter, relawan dan para penggiat Odha.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Mereka yang bisa memberi penjelasan kepada masyarakat terutama mengenai pola-pola penularan virus itu, sehingga tidak ada ketakutan berlebihan di masyarakat yang berujung pada penolakan. Kuncinya ada komunikasi, informasi dan edukasi,” papar Mensos.
Pernyataan Khofifah tersebut menyusul penolakan masyarakat Kelurahan Kedung Lumbu, Solo, terhadap 17 Anak dengan HIV/AIDS (Adha). Warga tak mau Adha menempati rumah singgah di kawasan tersebut.
Pengelola LSM Lentera yang menangani 17 Adha, Yunus Prasetyo mengatakan kejadian bermula saat rumah singgah di tempat yang lama telah habis masa kontrak. Akhirnya diputuskan memindahkan Adha ke rumah salah seorang pengelola LSM, Puger Mulyono di Jalan Senopati RT 04 RW 04 Kedung Lumbu, Pasar Kliwon, Solo.
“Kami tidak punya dana untuk mengontrak tempat lain. Ketika akan melihat rumah tersebut pada Minggu (06/12/2015), warga justru memasang barikade di jalan masuk gang. Kami dan anak-anak tidak diizinkan masuk,” ungkap Yunus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)