Seorang Abdi Dalem berjaga bersamaan saat Sultan HB X mengeluarkan Dhawuh Dalem di Bangsal Mangunturtangkil. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
Seorang Abdi Dalem berjaga bersamaan saat Sultan HB X mengeluarkan Dhawuh Dalem di Bangsal Mangunturtangkil. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim) (Ahmad Mustaqim)

Surat Terbuka Kerabat untuk Raja Keraton Yogyakarta

keraton yogyakarta
Ahmad Mustaqim • 14 Januari 2016 18:45
medcom.id, Yogyakarta: Sejumlah kerabat keraton membuat surat terbuka untuk Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Surat terbuka itu terkait sejumlah sabda, termasuk Dawuh Dalem yang Sultan keluarkan 31 Desember 2015 silam.
 
Surat terbuka tersebut dibubuhi tanda tangah empat keturunan Si Sultan HB IX, yakni Gusti Bendoro Raden Ayu (GBRAy) Murdokusumo, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hadiwinoto, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, dan GBPH Pakuningrat. Adapun surat terbuka itu berisi tiga catatan.
 
Pertama, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan lembaga adat dan warisan budaya, sehingga seorang sultan bukanlah pemilik karaton, tetapi hanya sebagai pemimpin adat. Maka segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan keraton harus sesuai dengan tata keprajan dan paugeran karaton sebagai institusi adat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat secara historis kultural adalah warisan budaya Kasultanan trah Hamengku Buwono, sehingga segala sesuatu yang menyangkut suksesi paugeran keraton yang sudah berlangsung turun temurun dan telah banyak dicontohkan oleh para leluhur," tulis bunyi poin kedua surat terbuka tersebut.
 
Dan poin ketiga, yang bertahta di Keraton Ngayogyakarta Hadinginrat saat ini adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X sehinga semua sabda selain dari nama yang tersebut di atas adalah tidak ada legitimasinya.
 
"Kami masih sangat berharap Ngarso Dalem (Sultan) dapat berubah pikiran dan kembali menjadi Hamengku Buwono X yang santun dan bijaksana, sesuai dengan harapan seluruh masyarakat dan kerabat kasultanan Yogyakarta," demikian penutup surat terbuka tersebut.
 
Tatkala dikonfirmasi, GBPH Prabukusumo membenarkan adanya surat terbuka itu. "Memang benar ada surat terbuka kita yang bikin," katanya Prabukusumo, Kamis (14/1/2016).
 
Kendati mengiyakan, ia enggan menjelaskan mendalam tujuan surat terbuka yang bertanggal 12 Januari 2016 tersebut.
 
Secara terpisah, Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku belum mengetahui adanya surat terbuka itu. Kalaupun ada, lanjut Sultan, ia enggan langsung mengomentari.
 
"Nanti saja. Ada ruang sendiri. Itu urusan sendiri," ucap Sultan yang juga Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif