Salah satu contoh kurangnya optimalisasi pemanfaatan tempat-tempat tersebut tercermin dalam kasus Muhammad Kusrin, pembuat televisi rakitan di Karanganyar, Jawa Tengah.
Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Solo, Lukman Hakim, mengatakan sebenarnya tempat-tempat tersebut memang dirancang untuk memfasilitasi orang-orang biasa yang memiliki kreativitas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Seperti Kusrin atau mahasiswa, jika punya kreativitas seharusnya dibawa ke Tekno Park atau Science Park dan diberi arahan mengenai bagaimana produknya bisa masuk ke industri. Tempatnya sudah ada, tapi siapa ini yang menginisiasi, sepertinya kok belum ada," ungkap Lukman di Solo, Kamis (14/1/2016).
Lukman mengatakan belum mengetahui sejauh mana orisinalitas produk Kusrin. Namun kelengkapan izin, tambahnya, menjadi hal penting untuk dimiliki ketika suatu produk kreativitas masuk ke pasar industri.
"Saya sepakat bila orang kreatif perlu diarahkan. Bukan hanya untuk Kusrin tapi juga kreatifitas yang hasilnya knowledge," pungkas dia.
Muhammad Kusrin, pria lulusan SD di Karanganyar merakit televisi hingga memiliki karyawan. Namun sayang, saat izin SNI televisinya tengah diproses, polisi menggerebek tempat usaha Kusrin pada Maret 2015 dan menyita 116 televisi rakitan. Televisi tersebut dimusnahkan di Kejaksaan Negeri Karanganyar pada Senin 11 Januari 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)