Kepala Rutan Kelas I Solo Oga Geofani Dharmawan menyebut, pihaknya mendapatkan anggaran makan Rp6,4 miliar selama satu tahun. Namun, jumlah tersebut hanya cukup digunakan makan seluruh warga binaan selama Januari hingga Juli.
"Anggaran itu diperuntukkan bagi 223 warga binaan. Sedangkan, warga binaan di tempat kami bertambah terus. Saat ini jumlahnya mencapai 600 orang," kata Oga, Jumat 28 April 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Apalagi, lanjut Oga, Rutan Kelas I Solo menampung warga binaan dari tiga wilayah hukum, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kota Solo, dan Kabupaten Karanganyar. Akibatnya, mulai Agustus 2017, Rutan Kelas I Solo berhutang Rp2,4 miliar pada pihak ketiga (katering) yang dipilih melalui mekanisme lelang.
"Kesepakatannya, memang yang terpilih bersedia memberi pinjaman lebih dulu. Nanti baru akan kami bayar jika anggaran dari Kemenkumham turun," paparnya.
Oga menjelaskan, masing-masing warga binaan di Rutan Kelas I Solo mendapatkan alokasi anggaran makan Rp14 ribu per hari. "Itu dibagi tiga, untuk makan pagi, makan, siang dan makan malam," lanjutnya.
Menu makan harus menyesuaikan alokasi anggaran yang tersedia. Biasanya, kata Oga, pagi lauk tempe, siang telur utuh, dan malam tahu.
Minimnya anggaran makan bagi warga binaan di Rutan Kelas I Solo juga disiasati dengan menggeser pagu anggaran Lembaga Pemasyarakatan (LP) di wilayah lain. "Misalnya saja, Lapas Anak Kutoarjo. Kapasitas 300 orang tapi jumlah warga binaan hanya 100. Maka anggaran digeser melalui kantor wilayah untuk Rutan Kelas I Solo," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
