Peneliti Balar Yogyakarta, Hery Priswanto, menyampaikan ekskavasi akan dilakukan akhir Juli 2019. Tim peneliti Balar akan turun bersama sejumlah pakar lintas bidang untuk melakukan penggalian di situs Candi Angin.
"Ekskavasi yang kami lakukan akan membuat tes pit berdimensi 2x2 meter, untuk mencari data karbon. Rencananya selama 20 hari," ujar Hery ditemui di Desa Tempur.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hery memaparkan, temuan yang sudah didapatkan dari sekitar di Candi Angin adalah prasasti yang kini tersimpan di BPCB Jawa Tengah. Temuan itu menjadi landasan untuk mengetahui asal usul candi tersebut. Selain itu, juga ditemukan terakota.
Dia menuturkan, konsep candi yang ada di Desa Tempur, diduga mirip dengan yang ada di Gunung Penanggungan. Penelitian tersebut juga akan mengetahui hubungan Candi Angin, dengan Candi Aso dan Candi Bubrah yang terletak di sekitar Candi Angin.
"Ditemukan terakota dan prasasti. Diduga candi tersebut digunakan untuk ritus keagamaan, karena di sebelah bawah dusun ada sumur batu, apakah ada kaitannya dengan itu, karena konsep peribadatan waktu itu harus ada petirtaan atau sumber air dan api," papar Hery.
Ekskavasi ini menindaklanjuti penelitian yang dilakukan pada 2016. Ekskavasi dan penelitian lanjutan akan dilakukan selama dua tahun. Nantinya hasil ekskavasi akan dipublikasikan kepada publik, pada awal tahun 2020.
"Ini menarik karena dulunya Jepara terpisah dari pulau Jawa oleh selat. Kalau awalnya ada penemuan prasasti dan arca terakota, maka kini kami akan melakukan penggalian terukur dan sistematis, guna mengetahui penanggalan absolut, latar belakang pendirian dan agamanya," pungkas Hery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)