“Saya mulai bekerja pada 3 Mei 1985. Tepatnya satu bulan setelah THR beroperasi,” ungkap Retno saat ditemui di THR Sriwedari, Sabtu 14 Oktober 2017.
Wanita kelahiran Solo bercerita, THR Sriwedari berdiri pada 31 Maret 1985. Senyum tersungging di bibirnya ketika mengenang masa-masa itu. “Saat itu, bahkan tiket masuknya masih Rp100,” kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
THR Sriwedari hanya memiliki wahana permainan anak-anak di kala baru berdiri. Beberapa wahana permainan yang sudah ada sejak 32 tahun di antaranya Bom Bom Car, Merry Go Round (komidi putar), serta kiddy boat.
Dua tahun setelah didirikan, pihak manajemen mulai menggagas panggung hiburan. Hanya musik dangdut yang ditampilkan.
(Baca: Taman Hiburan Sriwedari Tutup setelah 32 Tahun Beroperasi)
Panggung legenda
Menginjak tahun 1988, panggung hiburan mulai menyajikan musik-musik rock. Kemudian berkembang menjadi musik-musik Koes Plus dan Campur Sari.
Sejumlah artis kenamaan Indonesia pernah tampil di THR Sriwedari. Sebut saja Evie Tamala, Cici Paramida, Ike Nurjanah, Rita Sugiarto, Iis Dahlia hingga Ahmad Albar.
“Saat itu, THR Sriwedari seperti barometer. Sebelum artis-artis show ke daerah, mereka pasti tampil dulu di sini,” beber perempuan asal Banjarsari itu.
Baru-baru saja, penyanyi muda Via Vallen juga manggung di tempat tersebut. Puluhan komunitas musik pun banyak bermunculan dari tempat ini.
Panggung hiburan yang pernah menjadi tempat tampil beragam artis ternama. Foto: MTVN/Pythag Kurniati
Dulu, orang-orang rela antre satu jam sebelum pintu THR Sriwedari dibuka. “Buka pukul 17.00 WIB. Pukul 16.00 WIB antreannya sudah panjang sekali,” katanya diikuti senyum lebar.
Manajemen juga menggandeng Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTK). Tak heran jika THR Sriwedari ramai dikunjungi anak-anak yang akan tampil.
“Ada yang tampil dalam pentas budaya. Sedangkan untuk drum band, pertama kali ada kejuaraan pada tahun 1989,” jelas dia. Bagi anak-anak berprestasi, THR Sriwedari memberikan koin permainan gratis hanya dengan menujukkan rapor sekolah.
Tak tahu harus kemana
Retno tidak mengelak, hatinya terenyuh saat mendengar pihak manajemen memutuskan tutup per 4 Desember 2017 nanti. Pengelola habis akal ke mana harus pindah, karena pemerintah Kota Surakarta tidak memperpanjang sewa tempat.
THR Sriwedari ditawarkan pindah ke Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Tapi syarat kontrak membuat hitung-hitungan uang membuat pasak besar dari tiang.
Retno hanya bisa menerima dengan lapang dada. “Itu sudah keputusan. Karyawan seperti saya hanya bisa mengikuti keputusan,” kata dia.
Ada sekitar 100 karyawan yang bekerja di tempat tersebut. Dua puluh lima di antaranya karyawan yang telah mengabdi puluhan tahun di THR Sriwedari.
“Selama ini saya bekerja dengan ikhlas. Memang merasa senang jika melihat masyarakat terhibur,” jelasnya.
Retno sama seperti THR Sriwedari, tak tahu harus ke mana. Retno kini hanya memikirkan pementasan apa yang harus disajikan pada saat-saat terakhir taman hiburan nan terjangkau ini. “Akan bikin acara apa yang bisa berkesan di hati masyarakat sebelum THR ditutup,” pungkasnya.
THR Sriwedari identik dengan beragama permainan anak yang murah. Foto: MTVN/Pythag Kurniati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)
