Prosesi pencucian pusaka (jamas) di Keraton Surakarta, di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/9/2016). (Foto-foto: Metrotvnews.com/Pythag Kurniati)
Prosesi pencucian pusaka (jamas) di Keraton Surakarta, di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/9/2016). (Foto-foto: Metrotvnews.com/Pythag Kurniati) (Pythag Kurniati)

Rayakan Kemenangan Nabi Ibrahim, Keraton Solo Cuci Pusaka

idul adha 2016
Pythag Kurniati • 11 September 2016 14:02
medcom.id, Solo: Menjelang Iduladha, Keraton Kasunan Surakarta (Solo) membersihkan pusaka atau yang disebut dengan jamasan pusaka. Jamasan dilakukan oleh para abdi dalem, sentono dalem, serta kerabat keraton, Minggu, 11 September.
 
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, Kanjeng Pangeran Aryo Winarno Kusumo mengungkapkan tradisi menjamas pusaka selalu dilakukan keraton menjelang grebeg. “Kita akan mengadakan Grebeg Besar untuk merayakan kemenangan Nabi Ibrahim as. Satu hari sebelum grebeg, keraton rutin menjamas pusaka,” ujar dia.
 
KPA Winarno Kusumo menerangkan ada dua pusaka yang dibersihkan menjelang Grebeg Besar. Yakni Meriam Nyai Setomi dan Songsong Kyai Brawijaya. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Jamasan Songsong Kyai Brawijaya dilakukan secara tertutup di Langen Katong. Sedangkan Meriam Nyai Setomi dijamasi di Bangsal Sewayana, Sitinggil Keraton Kasunanan Surakarta.
 
“Nyai Setomi merupakan pusaka berbentuk meriam yang sudah ada sejak zaman Keraton Kartasura,” kata dia. Pusaka itu dahulu digunakan dalam peperangan.
 
Rayakan Kemenangan Nabi Ibrahim, Keraton Solo Cuci Pusaka
 
Warga berebut air
 
Proses jamasan Meriam Nyai Setomi berlangsung dengan khidmat. Bau dupa menyeruak di Bangsal Sewoyono Sitinggi Keraton, sesaji berupa hasil-hasil bumi ditata rapi di atas meja.
 
“Biasanya memang sesaji yang digunakan adalah  hasil-hasil bumi sebagai wujud syukur pada Tuhan atas kelimpahan rejeki di bumi,” urainya.
 
Usai penjamasan, masyarakat yang hadir berebut air sisa jamasan untuk diusapkan ke bagian tubuh. Mereka meyakini air jamasan dari Keraton Kasunanan Surakarta membawa berkah tersendiri.
 
Salah seorang warga Karanganyar, Sugeng, 55 mengaku sengaja menyaksikan prosesi dan berebut air sisa jamasan. "Kami percaya air sisa tersebut mendatangkan keberuntungan," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif