"Sekitar seminggu di sini. Padahal tadinya dijanjikan tiga hari langsung diberangkatkan ke Singapura," kata HR saat ditemui wartawan di Jalan Solo Tawangmangu, Karangpandan, Karanganyar, Jumat (13/1/2017).
HR adalah satu dari dua belas perempuan yang ditawari pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di luar negeri. "Tidak perlu keahlian khusus. Kami dijanjikan gaji Rp5 juta per bulan di sana," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
HR mengaku tergiur dengan tawaran gaji itu. Apalagi angka itu jauh dari jumlah upah minimum regional (UMR) mana pun di Indonesia. "Saya ingin membantu perekonomian keluarga, itu saja," paparnya.
Perempuan asal Nusa Tenggara Barat tersebut mengaku tidak mengeluarkan uang untuk menerima tawaran dipekerjakan di luar negeri. Bahkan, transportasi perjalanan pun dibayari pihak yang menawarinya. Sebagai ganti, gaji HR di luar negeri akan dipotong sesuai besaran biaya hidup selama berada di penampungan.

Rumah warga Karanganyar berinisial H yang digunakan menampung belasan calon TKI ilegal
Pantauan Metrotvnews.com, HR bersama 11 rekannya ditempatkan di sebuah kamar berdinding tripleks. Terdapat empat ranjang kayu bertingkat yang digunakan mereka beristirahat.
Terdapat pula ruangan mirip kelas. Ruangan ini diduga digunakan sebagai tempat para 'calon TKI' menerima pelajaran sebelum disalurkan ke luar negeri.
"Ya. Kami di sini belajar, diajari bahasa Inggris," katanya.
Ditanya soal dokumen tenaga kerja, HR dan rekan-rekannya mengaku tak tahu. "Mungkin sudah diurus pihak penyalurnya," papar HR.
Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak mengatakan 12 perempuan yang diduga akan disalurkan ke Singapura secara ilegal, semuanya ditemukan dalam kondisi baik di penampungan.
"Kami akan bekerja sama dengan Pemda untuk memberi perlindungan sampai dilakukan pemeriksaan terhadap mereka," kata dia.
Ade menyebut para calon TKI ini akan disalurkan secara ilegal berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Enam orang dari Nusa Tenggara Barat, satu orang dari Magelang (Jateng), tiga orang dari Kediri (Jatim), dan dua orang dari Trenggalek (Jatim).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)