Masyarakat menilai gerakan ini menyimpang. Bahkan, organisasi ini dinyatakan dilarang, melalui Surat Edaran Ditjen Kesbangpol Kemendagri nomor 220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012.
Tetapi, mantan petinggi Gafatar DPD DIY Yudhistira tegas menolak bekas organisasinya berkegiatan menyimpang. Ketua periode 2012-2015 itu bilang kegiatan Gafatar fokus di bidang sosial.
Yang pernah dilakukan Gafatar DIY antara lain donor darah, bersih-bersih kampung, dan mengajar tari tradisional pada anak-anak. Para anggota hanya bertemu jika ada kegiatan sosial. Jika tidak ada kegiatan, para anggotanya berkativitas seperti biasa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kegiatan kami tidak ada yang menyimpang. Kami tahu hukum dan undang-undang yang berlaku. Kalau tidak ada kegiatan anggotanya ya kerja, sekolah dan kuliah seperti biasa," jelas pria yang tinggal di Sleman, Yogyakarta ini, Rabu (13/1/2016).
Ia membantah pihaknya melakukan perekrutan anggota besar-besaran. Jumlah anggota Gafatar di DIY selama ia menjabat sejak 2012-2015 sekitar 2.000 orang.
Kini, organisasi yang berlambang semburat matahari berwarna oranye sudah dibubarkan. Yudhistira bilang Gafatar telah bubar sejak Agustus 2015. Ia heran kenapa banyak pihak baru sekarang mempersoalkan organisasi ini.
"Organisasi Gafatar sudah bubar Agustus 2015. Sudah tidak ada kegiatan lagi. Kantor DPD juga sudah tutup. Jadi kenapa orang-orang baru menggoreng beritanya sekarang," kata dia.
Kemarin, Kepala Kejaksaan Tinggi DIY Tony Spontana menyebut kalau Gafatar merupakan kelompok pecahan Al Qiyadah Islamiah. "Dinyatakan sesat oleh pemerintah. Sekarang mereka ganti casing dan menjadi ormas yang bergerak di bidang sosial. Visi mereka adalah mendirikan Negara Islam Indonesia," terang Tony.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Gafatar berdiri pada 2012 dan dideklarasikan di Kemayoran, Jakarta Pusat. Awalnya organisasi ini terdiri dari 14 DPD dengan Ketua Umum Mahful Tumanurung.
Dasar pendirian organisasi karena anggotanya merasa Indonesia belum merdeka seluruhnya. Para pejabat dan pemerintah dianggap sering bertindak amoral dan memicu anggota Gafatar bertindak.
Dalam websitenya yang dibuka beberapa waktu lalu, Gafatar menegaskan bukan organisasi keagamaan, dan politik. Namun saat Metrotvnews.com mencoba membuka www.gafatar.org, laman itu sudah tidak aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)