Dalam lembar dokumen berjudul Perkembangan Penanganan Perkara Vaksin Palsu itu, terdapat bagan mengenai dugaan peran masing-masing orang dan instansi. Dalam bagan itu, RS Bethesda Yogyakarta diduga menjadi sumber botol bekas.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bagian Humas dan Marketing RS Bethesda Yogyakarta, Nur Sikawati membantah. Instansinya tidak menjadi pemasok botol bekas yang kemudian menjadi produk vaksi palsu. Nur menjelaskan, pihak rumah sakit memiliki standard operasional prosedur (SOP) dalam pengelolaan limbah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami tidak pernah merasa menjadi pemasok (botol bekas). Maaf," kata Nur saat dihubungi Metrotvnews.com, Jumat (15/7/2016).
Ia menjelaskan, RS Bethesda Yogyakarta memiliki SOP untuk pengelolaan limbah medis maupun nonmedis. Jika ada botol bekas, pihaknya kemudian menyerahkan ke pihak Instalasi Kebersihan Lingkungan (IKL) untuk dilakukan pembersihan.
Dalam proses itu, IKL juga membersihkan botol serta menghapus seluruh labelnya. Setelah dipastikan bersih, dari IKL kemudian diserahkan ke pengelola sampah pihak ketiga.
"Semua pengelolaan limbah ada di pihak ketiga. Dipihaknya kami ada MoU. Di situ (MoU) juga berisi jaminan dari pengelola (limbah)," ujarnya.
Nur mengungkapkan tidak mengetahui apabila ada oknum yang menyalahgunakannya. Jika terbukti ada oknum yang menyalahgunakan, Nur menegaskan pihak rumah sakit akan melakukan evaluasi dan bisa saja memutus kerja sama pihak ketiga.
Ia juga mengaku belum mendapatkan pesan apapun perihal adanya dokumen dugaan RS Bethesda menjadi pemasok botol bekas dalam kasus vaksin palsu. Pihaknya bersedia memberikan keterangan jika nanti diperlukan.
"Kami menyerahkan ke pihak berwenang. Sejauh ini, kami sudah didatangi dinas kesehatan dan tidak ada permasalahan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)