Pantauan Metrotvnews.com warga mulai mendatangi gumuk pasir sekitar pukul 06.00 WIB. Tak beberapa lama berselang, turun hujan lebat. Beberapa anggota jemaah salat id segera mencari perlindungan. Sebagian menutupi diri dengan alas solat seperti sajadah, tikar, atau mukena. Untungnya sebelum solat dimulai, cuaca sudah cerah kembali.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tikar dan sajadah basah kembali digelar di atas pasir. Salat dimulai sekitar pukul 06.30 WIB. Di atas jemaah salat id itu, melengkung pelangi warna-warni.
Warga setempat memang selalu menggelar salat Idulfitri dan Iduladha di gumuk pasir. Mereka berharap dengan sembahyang beralaskan pasir di bawah sinar Matahari membuat suasana padang pasir di Arab Saudi semakin terasa.
"Di sini tempatnya juga strategis. Suasana Arab-nya lebih terasa. Dan bisa jadi daya tarik wisata," ujar ketua panitia Mihammad Khudori.
Nyatanya, tak saja warga setempat yang turut dalam jemaah salat. Warga dari daerah lain di DIY pun ikut menyambut Iduladha di gumuk pasir.

Sundari Ayu, misalnya, Warga Kabupaten Sleman ini sengaja jauh-jauh ke gumuk pasir karena ingin merasakan sensasi salat di padang pasir. "Di sini suasananya beda. Ada embusan pasirnya," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)