Peneliti utama Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta Adi Untarini mengatakan, pelepasan dilakukan pada Maret hingga November 2017. Beberapa warga di 12 kelurahan akan dititipi `anak asuh` berupa telur nyamuk berbakteri Wolbachia yang dimasukkan dalam ember putih.
Warga diminta menjaga telur tersebut hingga menetas. Pelepasan telur nyamuk itu diharapkan bisa menekan jumlah kasus penderita DBD yang cukup tinggi di Yogyakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kita akan segera melepas lagi di wilayah yang lebih luas untuk membuktikan efektivitas metode Wolbachia ini," kata Untarini di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin, 20 Maret 2017.
Kelurahan yang akan mendapat `anak asuh`, yaitu Kelurahan Cokrodiningratan, Terban, Pringgokusuman, Sosormenduran, Baciro, Suryatmajan, Tegal Panggung, Ngupasan, Muja Muju, Kadipaten, Patehan, Wirogunan, Warungboto, Mantrijeron, Bangunharjo, serta Kelurahan Sorosutan.
Sebelumnya, ribuan telur nyamuk mengandung Wolbachia sudah dilepas di tujuh kelurahan di Yogyakarta tahun lalu. Perluasan wilayah pelepasan nyamuk Wolbachia dilakukan karena populasi nyamuk di Kota Yogyakarta bertambah hingga tiga kali lipat dibandingkan populasi di kabupaten lainnya. Padatnya penduduk serta rapatnya permukiman menjadi salah satu faktor yang menyebabkan nyamuk berkembang biak dengan cepat.
Kepala Bidang Pencegahan dan penanggulangan Masalah Keshatan (P2MK) Dinas Kesehatan Provinsi DIY Elvi Effendy menyambut baik perluasan pelepasan nyamuk mengandung Wolbachia. Ia mengaku merasa terbantu dengan adanya program ini.
"Kami terus mendukung program pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ini. Sejak didengungkan 2011 silam, sampai saat ini kemajuannya sangat pesat dan harapannya dapat membantu mengurangi ancaman DBD di Yogyakarta," katanya.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DIY, jumlah penderita demam berdarah selama 2015 di seluruh DIY ada 4.000 kasus. Jumlah ini meningkta drastis pada 2016, menjadi 6.000 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
