Ia menuturkan, pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup besar agar Toba berkembang. Rizal mengakui, selama puluhan tahun pembagian anggaran untuk tempat wisata tidak merata.
"Sebetulnya, dari puluhan tahun lalu ada budget pariwisata. Tapi aneh yang berkembang hanya Bali, lainnya tidak. Karena tiap tahun dibagi ke 80 lokasi dan 200 lokasi tambahan. Sehingga uang kecil," tutur Rizal dalam acara Fun Walk For Wolderful Toba, Steven Tanner, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (15/5/2016)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, saat ini Rizal hanya fokus pada 10 tujuan utama. Hal itu bertujuan agar anggaran cukup untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur.
Pengembangan kawasan wisata Toba bertujuan untuk mendorong perekonomian dan mengurangi penduduk miskin. Titik berat wisata Toba yakni menjual keindahan panorama alam kawasan wisata (Lanscape Scenery), membuka untuk penelitian pada pelajar dan mahasiswa (Edu-tourism) dan membuat program untuk wisatawan asing dan lokal yang tertarik dengan budaya setempat (cultural Heritage)
"Ini bisa menyerap tenaga kerja dan menekan inflasi dan kesenjangan pendapatan di kawasan pariwisata," terangnya.
Kawasan Wonderful Toba meliputi Danau Toba, Parapat, Pulau Samosir, Tomok, Tuk-Tuk, Ambarita, Simanindo, dan Pangururan.
Sementara itu, Komunitas Horas Halak Hita (H3) dan Kementerian Pariwisata mengenalkan Danau Toba, dengan Fun Walk For Wonderful Toba. "Ini ajang untuk mendukung Danau Toba untuk jadi tujuan kelas dunia. Dibentuk jalan santai untuk menjalin silahturahmi dengan masyarakat keturunan Sumatera, dan lainnya," kata penanggung jawab acara Fun Walk For Wolderful Toba, Steven Tanner, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (15/5/2016).
Danau Toba, lanjutnya, juga bisa dibuat program edu-tourism dan Cultural Heritage bagi wisatawan asing atau lokal yang tertarik dengan budaya setempat.
Jalan santai dimulai dari Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia dengan jarak tempuh 2,4 kilo meter. Acara tersebut juga diisi dengan tari dan musik adat Sumatera Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(YDH)
