Apa yang Rujito lakukan sudah sejak tahun 2000 berjalan. Sebab, sebelum tahun itu Rujito menjadi salah satu pihak yang berperan dalam perburuan penyu, baik penyu maupun telurnya.
"Maaf maaf ya, sebelum ini saya sebetulnya pemburu (penyu). Itu biasa buat dikonsumsi," kata Rujito saat ditemui Metrotvnews.com, kemarin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tak hanya mengonsumsinya, Rujito juga menjual hasil buruannya. Bahkan, ia sempat menjual telur penyu ke wisatawan asing dengan alasan bisa menambah vitalitas.
"Enggak cuma penyu, telurnya juga dulu saya jual ke wisatawan, termasuk sama bule-bule yang ke sini," ujarnya.
Rujito mulai sadar usai mendapat penyuluhan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY. Pasalnya, tindakannya memburu, mengonsumsi, dan menjual hasil buruan penyu serta telurnya menjadi salah satu ancaman besar bagi keberadaan habitat penyu.

Penyu sakit yang baru ditemukan dalam perawatan Rujito. (Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim)
Akhirnya, mulai tahun 2000 hingga sekarang, Rujito menjadi aktor penting dalam menyelamatkan penyu. Melalui penetasan telur dan kemudian melepasliarkan tukik di Pantai Samas.
Beragam hambatan menyertai tindakan penyelamatan penyu yang Rujito lakukan bersama kelompok lain. Mulai dari kolam yang hilang akibat abrasi pantai selatan hingga masalah sulitnya pendanaan. Bahkan, tempat tinggal Rujito pernah ikut hilang akibat abrasi.
Upaya penyelamatan penyu bisa berjalan baik usai keterlibatan banyak pihak, mulai kelompok pecinta alam, sejumlah perusahaan, sampai kelompok masyarakat dari luar kota. "Sampai sekarang sudah ada lima ribuan ekor tukik yang dilepasliarkan," ujarnya.
Atas perannya, lelaki ini sudah meraih dua penghargaan Kalpataru dalam hal penyelamatan habitat penyu di era presiden berbeda, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (2007) dan Joko Widodo (2016). Ia mengaku senang atas apresiasi yang diberikan pemerintah.
"Kalau dinilai dari sisi pendapatan, tidak bisa ya. Tapi senang sebagai orang kecil bisa ikut menjaga ini (habitat penyu)," ujar Rujito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)