Pameran ini digelar oleh Yayasan Satu Nama bekerjasama dengan Komunitas Jejer Wadon dan Balai Soedjatmoko, pada Rabu (18/6/2015) sore. Mengangkat judul 'Mengeja Asmat', pameran ini menonjolkan sisi-sisi humanis terutama mengenai anak-anak dan perempuan.
Maria Sucianingsih selaku koordinator pameran menjelaskan mengenai latar belakang digelarnya pameran ini. "Pertama adalah mengenai wanita, kemudian anak-anak dan budaya Asmat. Pameran ini mencoba membukakan mata masyarakat luas mengenai kehidupan, ketimpangan, ketidakadilan yang menimpa Suku Asmat, berbeda dari pulau-pulau lainnya," jelasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Foto-foto tersebut, menurutnya, diambil dirinya serta beberapa rekannya sejak 2013. Ia dan teman-temannya menjelajah kampung-kampung Asmat. Melalui pameran tersebut Maria berharap orang-orang yang datang berkunjung ke suku Asmat tidak memiliki kepentingan yang dapat merusak budaya suku tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)