Baca: Pengantin Sesama Pria Asal Boyolali Minta Maaf ke Polisi
“Saya tidak dapat ulem (surat undangan). Tapi pihak keluarga yang datang ke rumah saya dan mengundang saya hadir. Waktu saya tanya acara apa, mereka menjawab tasyakuran, mengundang teman-teman Ratu,” katanya, Selasa (13/10/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kala itu Kamadi tidak punya prasangka buruk. Makanya, Sabtu, 10 Oktober 2015 siang, Kamadi pun memenuhi undangan keluarga Ratu.
“Kok di belakang (kursi pelaminan) ada tulisan Tasyakuran Bersatunya Ratu Airin Karla dan Dumani lalu saya bertanya-tanya, ini acara apa sebenarnya,” katanya.
Ratu dan Dumani, kata Kamadi, menyambut teman-temannya yang berdatangan. Beberapa di antaranya adalah transgender. Kemudian, mereka berdua duduk di kursi dengan pakaian layaknya mempelai.
“Setelah itu ya acaranya cuma hiburan musik campursari,” imbuhnya.
Ratu, kata Kamadi, memang warga asli Musuk, Boyolali. Sedangkan Dumadi, warga dari desa lain. Kamadi pun sempat mencari jawaban atas rasa penasarannya. Dia sempat bertanya pada petugas Kantor Urusan Agama di desa tempat Dumadi tinggal.
“Petugasnya bilang tidak ada pengajuan surat apapun untuk syarat nikah. Di desa kami juga begitu. Berarti mereka tidak menikah,” ungkapnya.
Hal itu juga dibenarkan Ratu alias Darino. Dia mengatakan, pesta mereka bukanlah pernikahan pada umumnya. "Ini tasyakuran warung yang kami buka berdua, bersatunya tempat kami mencari rejeki,” tutur Ratu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)